Mohon tunggu...
Elvi Bandanaku
Elvi Bandanaku Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

simple, single and happy, chubby, lite traveller, heritage lover, cycling foldingbike\r\nbandanaku.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sigit Wicaksono, Sesepuh Tionghoa dan Batik Lasem

29 Maret 2012   06:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:19 2789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu kami tiba di muka gerbang sebuah rumah dengan tembok tinggi khas rumah tionghoa, diatas gerbangnya terdapat papan bertuliskan sebuah nama 'SIGIT WICAKSONO' dan ada keterangan lain di atasnya 'Kerajinan Batik Tulis Khas Lasem Sekar Kencana'. Akhirnya kami temukan juga rumah sesepuh Tionghoa Lasem yang kami cari, Setelah mengelilingi dan bertanya-tanya di kawasan yang sangat khas pecinan di kampung Babagan, Lasem. [caption id="attachment_171543" align="alignnone" width="360" caption="gerbang rumah pak Sigit"][/caption] Pagar rumah tidak terkunci, sehingga kami langsung masuk kedalam, langsung menuju teras rumah utama yang terlihat cantik, masih meminyimpan keaslian arsitektur rumah Tionghoa dan di ramaikan dengan begitu banyak poto-poto keluarga dan pajangan batik khas Lasem. Kami di sambut langsung oleh pak Sigit, yang siang itu mengenakan batik tulis Lasem berwarna Biru. Sambutan yang sangat hangat, karena awalnya pak Sigit mengira kami rombongan dari Jakarta yang telah di tunggu-tunggu. Tapi kami langsung menjelaskan bahwa kami dari Semarang, dan hanya berempat, dan memang berniat untuk bertemu Pak Sigit untuk mendengarkan cerita beliau mengenai Sejarah Tionghoa Lasem dan juga Batik Lasem. [caption id="attachment_171544" align="alignnone" width="360" caption="Sigit Wicaksono "]

1332997025954373705
1332997025954373705
[/caption] Tak mengurangi kehangatannya, pak Sigit Wicaksono yang memiliki nama asli Njo Tjoen Hian, mulai bercerita. Diusianya yang 83 tahun, pak Sigit tampak begitu bersemangat, kami yang mendengarkan pun turut larut dalam cerita-cerita pak Sigit. Dimulai dari nama aslinya, Njo Tjoen Hian yang sekarang di kenal dengan namaSigit Witjaksono , itu merupakan versi bahasa Jawa dari Tjoen Hian, Artinya sama, yaitu kebaikan dan kebijaksanaan dan Njo adalah nama marga asli. Beliau mulai bercerita dari awal kedatangan Tionghoa di Lasem, kehidupan Tionghoa di Lasem selama ini  hingga keistimewaan batik Lasem. Walau sudah sepuh, tapi ingatan pak Sigit ternyata sangat baik, beliau bisa mengingat detail tahun-tahun bersejarah dan tokoh2 yang memiliki jasa besar bagi Lasem. Pembauran masyarakat Tionghoa di Lasem sudah berlangsung semenjak Tionghoa pertama mendarat di Lasem, yaitu Bi Nang Un yang merupakan crew kapal Cheng Ho, dan pak Sigit juga merupakan Tionghoa pertama yang menikah lintas suku pertama yang tercatat secara legal di KUA LAsem, yaitu Tionghoa dan Jawa. Bagi pak Sigit, walau beliau adalah keturunan Tionghoa, tapi jiwanya adalah Indonesia, tak ada lagi beda dengan rakyat Indonesia lainnya. Sambil mendengarkan cerita beliau yang sangat menarik di teras rumahnya yang luas, kami di hidangkan minuman segar dan makan kecil, cocok untuk siang yang panas. Teras rumah pak Sigit pun sangat menarik, dengan arsitektur rumah khas Tionghoa yang terawat baik dan dindingnya di penuhi poto-poto keluarga. Halaman luasnya pun tumbuh rimbun pepohonan, sehingga udara menjadi cukup sejuk. [caption id="attachment_171545" align="alignnone" width="640" caption="teras rumah pak Sigit"]
13329970901515956332
13329970901515956332
[/caption] Untuk mengenal proses batik tulis dan motif-motif batik Lasem, pak Sigit juga mempersilahkan kami untuk melihat workshop batiknya yang terdapat di belakang rumah, ruang belakang yang terbuka tampak beberapa ibu-ibu yang sedang membatik, sibuk dengan malam dan canting kecil di tangan. Batik lasem terkenal dengan warna merah menyala yang disebut warna 'darah pitik'. Warna merah menyala ini hanya terdapat di batik Lasem, yang di sebabkan oleh air di daerah Lasem yang bersenyawa secara kimiawi terhadap warna merah batik menghasilkan warna merah yang khas, dan tak ada di daerah sentra batik lainnya. Ciri batik lasem adalah latohan > tanaman laut berdaun kecil-kecil, kricak > batu pecah yang mengingatkan masa tanampaksa jalur pos Deandels, dan saat ini pak Sigit juga memadukan kaligrafi China dalam batiknya. [caption id="attachment_171546" align="alignnone" width="640" caption="sekelompok pembatik"]
1332997123814865101
1332997123814865101
[/caption] [caption id="attachment_171547" align="alignnone" width="640" caption="warna merah dan motif yang khas Lasem"]
1332997165690262784
1332997165690262784
[/caption] Seiring datangnya rombongan yang ditunggu, kamipun pamit, karena pak Sigit akan di sibukkan dengan tamu-tamunya. Kami sangat berterimakasih sekali atas penerimaan pak Sigit, karena kami bisa berjumpa dan ngobrol langsung dengan beliau. Semoga pak Sigit selalu di limpahi kesehatan.
13329972072116923712
13329972072116923712

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun