Mohon tunggu...
Banda Bening
Banda Bening Mohon Tunggu... wiraswasta -

derubening, putraku, memanggilku 'banda' (bapanda). maka jadilah aku 'banda bening', alias bapaknya si bening.. :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Senandung Ramadhan (3): Puasa Sebulan, Apa Maksud Tuhan?

18 Juli 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:50 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah 2 : 183).

Irama hidup orang beriman berubah di bulan Ramadhan. Setelah sepanjang tahun terpenjara rutinitas, tiba-tiba belenggu itu lepas. Orang beriman menyadari, betapa banyak kotoran dan debu yang melekati dirinya setelah lama bergumul dengan aneka permainan dunia. Kotoran dan debu yang membuat tubuh serta jiwanya berkarat dan ringkih. Ia bersukacita memyambut bulan mulia karena mengetahui, Ramadhan akan menyediakan ruang perawatan untuk bersih-bersih agar kembali suci, ruang pengobatan agar sehat dan kuat kembali.

Tuhan mendesain Ramadhan seperti kepompong bagi setiap ulat yang ingin menjelma kupu-kupu.

Makhluk bernama manusia dicipta dalam wujud terbaik. Begitu mulia dan istimewanya manusia, bahkan Tuhan memerintahkan malaikat bersujud kepadanya (Adam) di awal penciptaannya. Namun manusia gampang lupa diri dengan melupakan Tuhannya, sehingga derajatnya merosot menjadi lebih rendah dari hewan melata, lebih rendah dari ulat yang dianggap hina.

Tuhan Maha Mengetahui. Orang beriman pun gampang lengah, lalai, lupa, alpa. Mudah lepas kendali. Karena itulah Tuhan menyediakan Ramadhan sebagai kawah candradimuka untuk menggembleng manusia agar kembali ke jati dirinya dengan menyadari misi keberadaannya.

Tiba-tiba di dalam Ramadhan, orang beriman berpuasa sebulan penuh dan harus serba terkendali. Ia menahan hasrat lidah dan perutnya, ia mengendalikan hasrat buruk panca inderanya. Ia menangkal hasrat buruk yang melintas dalam pikirannya. Ia meredam hasrat buruk yang membenih di hatinya. Ia mengendalikan naluri primitifnya.

Ulat yang rendah dan menjijikan punya peluang menjelma kupu-kupu yang indah menawan. Orang beriman yang terperosok dalam lembah kehinaan akibat tersihir pesona dunia punya peluang meremajakan imannya kembali melalui “Kepompong Ramadhan”. Agar ia memperoleh nilai kemuliaan dalam derajat ketakwaan.

Ramadhan akan mengantar orang beriman menuju derajat kemuliaan: Takwa. Ya, taqwa itulah muaranya. Itulah maksud Tuhan mendesain Ramadhan untuk orang beriman.

Apa itu taqwa? Insya Allah besok aku akan melanjutkan senandung Ramadhan yang melantun di hatiku. Allahu a’lam, Allah yang lebih mengetahui.

(banda bening)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun