Mohon tunggu...
putri amalia arnanda
putri amalia arnanda Mohon Tunggu... Lainnya - .

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Mengaji Mulai Usia Dini

22 April 2022   12:53 Diperbarui: 22 April 2022   13:04 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan agama islam merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan pada seorang anak karena hal ini merupakan bekal bagi kehidupan mereka nantinya. Al-Qur'an merupakan kitab suci atau pedoman hidup sehingga seluruh umat islam wajib bisa membacanya dan mengamalkan isinya.

Oleh karena itu, kita harus belajar membaca Al-Qur'an mulai sejak usia dini. Usia dini merupakan usia yang paling tepat untuk mempelajari hal baru karena anak usia dini akan lebih cepat mengerti materi yang diberikan. Anak pada usia dini cenderung lebih mudah untuk menangkap suatu hal dan suatu pembelajaran yang baru. 

Sehingga apabila anak terbiasa untuk mengaji setiap harinya, maka hal ini merupakan awal yang baik untuk menjadi bekal dikehidupan mereka nantinya.

            Awal mula saya belajar mengaji yaitu sejak saya berusia 5 tahun. Saya mulai belajar mengaji di TPQ "Darul Falah" yang tempatnya pada saat itu bersebalah dengan rumah saya didaerah buaran Kota Tangerang. Ibu maimunah atau yang kerap dipanggil Bu Maimun, beliaulah yang mengajari saya membaca iqro pada saat itu. 

Di TPQ tersebut dulunya saya mulai mengaji pukul set4 sampai jam 5 sore. Bu maimun merupakan guru yang sangat tegas dan disiplin. Disana anak-anak diajari membaca iqro sampai bisa. Biasanya kita tidak diperbolehkan pulang sebelum lancar dalam membaca iqro. Menginjak usia 7 tahun saya mulai dibelajari untuk membaca Al-Qur'an disana. 

Beliau sangat menekankan kita untuk bisa belajar ilmu tajwid, agar kita tidak hanya asal membaca saja namun paham akan kaidah membacanya. Jadi menginjak usia 9 tahun alhamdulillah saya sudah bisa lancar dalam ilmu tajwid berkat tegasnya beliau dalam mengajar. Tidak hanya itu setiap malam jumat kita juga diwajibkan untuk setoran hafalan surat Al-Waqiah dan Surat Yasin. 

Setiap kita selesai menghafal pasti bu maimun akan memberiakn reward kepada kita semua, meski hanya berupa ciki ciki namun pada saat itu kita sangat senang dan membuat kita semakin semangat untuk hafalan. Tidak hanya itu, saat kita semua selesai khataman Al-Qur'an beliau akan mengadakan syukuran tumpengan dirumahnya. 

Namun pada saat kelas 4 SD saya memutuskan untuk pindah ke Jawa dan meninggalkan semua teman-teman yang ada di TPQ tersebut. Yang palinh saya ingat sampai sekarang berkat didikan dari beliaulah saya mampu mempelajari tajwid dan mengahafal surat Al-Waqiah dan Yasin hingga saat ini. Lama tidak mendengar kabar beliau, saya menghubungi kerabat disana dan mendapat kabar bahwa beliau telah wafat pada tahun 2020 kemarin.

Setelah pindah ke Jawa, nenekku menyuruhku untuk belajar mengaji disalah satu pemilik mushola yang tidak jauh dari rumahku pada saat itu. Beliau bernama Bapak Anam. Tadinya yang mengaji di mushola tersebut hanya 3 orang saja yaitu aku, adikku, dan temanku yang bernama Alfin. 

Lambat laun setelah 2 bulan mengaji disana Pak anam menyuruhku tidak hanya mengaji Al-Qur'an saja. Beliau pun mengajari kami untuk mengaji kitab juga. Beliau merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Lirboyo, pada saat saya tanya beliau pernah mondok disana selama 10 tahun. 

Karena hal inilah beliau menginginkan agar kami juga bisa mengaji kitab. Setelah mengaji kitab disana selama dua minggu, akhirnya mulai ramai orang berdatangan untuk ikut belajar ngaji disana, ada sekitar 12 orang yang waktu itu ikut mengaji kepada beliau.

Lambat laun makin banyaklah anak-anak yang berdatangan untuk mengaji kitab disana. Ada sekitar 40 puluhan orang pada saat itu, sehingga mushola pun tidak muat untuk menampung orang-orang yang ingin mengaji disana. Akhinya Pak Anam memutuskan untuk membangun Madrasah diniyah yang diberinama "Madrasah Diniyah Emha" dibelakang rumahnya. 

Walaupun tempat madrasah ini tersembunyi namun jangan salah, yang mengaji disana pada waktu itu mencapai 100 orang. Madrasah Diniyah ini mempunyai 2 lantai. Lantai bawah ditempati untuk anak-anak yang baru memulai untuk belajar kitab dan lantai dua digunakan untuk anak-anak yang sudah lama mengaji disana.

Yang mengaji disanapun tidak hanya anak-anak di Desaku saja, malah kebanyakan dari luar desakulah yang berbondong-bondong untuk mengaji disana. Karena guru di Madrasah ini lumayan banyak, jadi saya sudah jarang untuk diajar oleh beliau. Pak anam lebih fokus mengajar kepada anak-anak usia dini yang ingin mengaji kitab.

Mengaji kitab ini dilakukan setelah sholat magrib, namun pada sore harinya saya tetap mengaji Al-Qur'an di mushola tadi. Setelah lumayan laancar dalam membaca Al-Qur'an guruku mengajipun diganti yaitu kepada adik beliau yang bernama. 

Mas Zein ini merupakan hafidz Al-Qur'an 30 juz jadi kelancaran membaca Al-Quran beliaupun tidak perlu diragukan lagi. Sama dengan Pak Anam, Mas Zein ini dulunya juga pernah mondoh di Lirboyo selama 6 tahun. Selain menjadi guru ngaji Mas Zein juga sering dipanggil warga sekitar untuk khotmil Al-Qur'an dirumah mereka pada saat ada acara selametan.

Setelah lulus dari MTS saya sudah tidak pernah mengaji disana lagi kecuali pada saat bulan Ramadhan. Pada tanggal 23 April saya mengunjungi lagi Madrasah tersebut. Ternyata Madrasah inipun masih ramai didatangi anak-anak untuk mengaji disana. 

Bahkan lebih ramai daripada jamanku dulu. Bangunan Madrasah juga semakin megah dan bagus, guru-guruku disana pun menjadi lebih banyak daripada dulu. Oh iya selain madrasah yang semakin bagus dibangun, Pak anam juga membangun Gazebo di belakang mushola. Jadi anak-anakpun tidak lagi mengaji di mushola tersebut, kini mereka mengaji di Gazebo tersebut.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun