Mohon tunggu...
Alfa Bamsky
Alfa Bamsky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just human being yang hobi bikin artikel ringan, lucu dan renyah.

Better late than never...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membedah Cara Beragama Seorang Bomber

3 April 2021   09:52 Diperbarui: 3 April 2021   20:17 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : kcl.ac.uk

Khawarij, Benalu Besar Bagi Umat Islam
Alangkah dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan khawarij. Pemahaman mereka yang picik kaku dalam beragama menimbulkan fitnah yang menyasar umat muslim.

Lihat, bagaimana reaksi awam saat melihat orang memakai peci gamis membawa ransel masuk ke mall ? Atau perempuan bercadar menaiki bis umum ? Orang orang akan merasa takut tak nyaman. Padahal saudara saudari kita ini bukan teroris. Mereka tengah menjalankan syari'at Tuhannya.

Atau bagaimana ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat saat berkunjung ke negara tetangga. Setiba disana beliau mengalami proses interogasi panjang di bandara dengan serangkaian pertanyaan absurd macam, "Have you ever made a bomb sir ?" Hanya karena beliau berjanggut dan bercelana cingkrang.

Masih ingat? Pasca bom Bali beberapa negara mengeluarkan kebijakan travel warning pada warganya agar jangan ke Indonesia. Keamanan dan legitimasi negara tercoreng karena ulah Khawarij. Sektor pariwisata dan investasi terancam sepi.

Di Prancis dan negara negara Eropa lain yang mengalami teror bom Khawarij, masyarakat awam tak berpikir panjang. Mereka mempersekusi muslim minoritas. Mulai di bully, dilempar batu, ditarik paksa hijabnya dan serangkaian pelecehan lain. Namun perlahan stigma negatif Islam di benua Eropa memudar seiring dengan maraknya syi'ar dan dakwah. Ditambah dengan cara pandang masyarakat sana yang kritis.

Bagaimana Cara Melawan Khawarij ?
Hanya ada satu : Hajar mereka dengan ilmu ! Sebab tindak represif dan kekerasan justru mereka harapkan. Masih segar dalam ingatan ketika pelaku teror berhasil dilumpuhkan aparat polisi beberapa waktu yang lalu, ia menangis meraung raung minta dibunuh agar syahid mendapat pahala besar dan masuk Surga. Tentu saja kemauannya diabaikan aparat. Sepanjang perjalanan menuju kantor, si pelaku teror meratap ratap minta dihabisi nyawanya. Ia merasa perjuangannya sia sia bila tidak syahid. Sungguh mereka perlu pembinaan guna merehabilitasi akidah yang telah rusak parah.

Telah tiba saatnya bagi pemerintah, TNI Polri dan ulama ahlussunnah agar lebih pro aktif bergandeng tangan mengagendakan kajian fiqih syar'i keseluruh penjuru Indonesia. 

Target dakwah dititik beratkan pada anak muda kita terkait indahnya Islam dan bahayanya pemikiran radikalisme Khawarij. Sebagaimana pesan ulama Abuz Zubair untuk memasukkan akidah beragama yang benar dan manhaj yang lurus dalam kurikulum pelajaran sekolah. 

Kabar gembiranya, ulama kita seperti ustadz Firanda dan ustadz Syafiq telah lebih dulu bekerja sama dengan aparat Polri guna mendakwahkan ajaran Islam yang haq.

Sebab sekali lagi : yang disasar gembong  Khawarij adalah anak anak muda di sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki semangat besar dalam beragama namun minim ilmu.

Stop Benih Benih Radikal Di Lingkungan Kita
Saling rangkul, saling merapat, jangan acuh ! Perhatikan warga baru dilingkungan kita. Waspada bila mereka tinggal di kontrakkan namun tertutup tidak membaur pada warga. Lebih lebih bila rumahnya kerap dikunjungi tamu asing. Jangan ragu, laporkan segera pada RT atau pamong setempat. Preventif tidak ada salahnya kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun