Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gadis Cerdas itu, Lumpuh Permanen

10 Oktober 2021   12:05 Diperbarui: 11 Oktober 2021   18:02 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan baku pembuatan keranjang ikan asin buatan Yantiyem (Foto: Bamset)

Sri Wahyuni (27) warga Dusun Baok RT 02 RW 04, Desa Ujung-Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang merupakan gadis cerdas. Sayang, sejak usia 9 bulan dirinya mengalami kecelakaan sehingga lumpuh permanen. Seperti apa penderitaannya, berikut catatannya untuk Indonesia.

Seharusnya, Yuni (begitu biasa disapa), saat ini sudah dinikahi pemuda idamannya atau minimal tengah bercengkrama dengan teman-teman sebayanya sembari menebar pesona. Sayang, kecelakaan kecil 26 tahun silam, merenggut segala kebahagiaannya. 

"Waktu usia 9 bulan, Yuni saya gendong ketika saya naik sepeda onthel," kata Yantiyem (48), ibu kandungnya saat ditemui Bambang Setyawan selaku "komandan" Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga.

Malangnya, lanjut Yantiyem, kendati laju sepeda pelan, namun, posisi jatuhnya Yuni berakibat fatal. Sebab, bagian punggung bayi itu menghantam tanah lebih dulu. 

"Karena saya periksakan di Kota Salatiga tak membawa hasil, akhirnya saya periksakan ke Rumah Sakit Ortopedi Surakarta. Hasilnya, punggung Yuni tidak mungkin disembuhkan," ungkapnya.

Semenjak peristiwa tersebut, pertumbuhan Yuni makin tak normal. Di mana, selain punggungnya terlihat menonjol, dua kakinya juga mengalami kelumpuhan.

Sampai usia 2,5 tahun, Yantiyem yang terdesak kebutuhan ekonomi, akhirnya berangkat ke Arab Saudi, menjadi TKW (tenaga kerja wanita). Sedangkan Yuni diasuh almh neneknya.

Ibu Yuni (tengah) saat berbincang dengan Bamset (Foto: Bamset)
Ibu Yuni (tengah) saat berbincang dengan Bamset (Foto: Bamset)

Hampir 10 tahun Yantiyem meninggalkan putri semata wayangnya. Saban bulan, ia rutin mengirim uang ke kampung halaman. Harapannya, kelak, bila usai kontraknya, bakal memiliki tabungan untuk mengobati Yuni sekaligus modal usaha.

"Kenyataannya, kiriman saya tiap bulan itu malah disalahgunakan suami saya," jelas Yantiyem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun