Rusyana Nur Aryani biasa disapa Nana (45) merupakan personil di Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga, di mana, aksi- aksinya di lapangan kerap menginspirasi relawan muda lainnya. Â Seperti apa sepak terjangnya selama dua tahun belakangan, berikut adalah catatannya untuk Indonesia.
Dua tahun silam, Nana, ibu dari empat orang anak yang berpenampilan macho itu, bergabung dengan Relintas Kota Salatiga. Â Seperti galibnya relawan lainnya, ia selalu mengikuti berbagai kegiatan sosial di bawah komando Bambang Setyawan (Bamset). Di mana pun aktifitas sosial dilakukan, dirinya sembari membawa putri bungsunya bernama Chantika, tak pernah absen.
Saratnya kegiatan yang digelar Relintas, nyaris tiap hari Minggu, tak membuatnya jenuh. Mulai renovasi rumah, bedah rumah, berbagi sembako hingga kunjungan duafa, bisa dikata semuanya ia ikuti. Khusus agenda kunjungan duafa, sebenarnya relawan tak sekedar bertandang untuk memastikan duafa yang menjadi orang tua (ortu) asuhnya sehat- sehat saja, namun, akibat kondisi , relawan harus nyeboki, memandikan , mengganti pakaian sampai menyuapinya.
Koq sampai sedemikian rupa bentuk kunjungannya ? Ya, mayoritas ortu asuh Relintas adalah nenek- nenek duafa yang tak mendapatkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dari negara. Banyak faktor yang membuat mereka terabaikan, mulai dari tiadanya dokumen keluarga (KTP, KK), hingga memang belum terdata.
Celakanya, para ortu asuh yang usianya di atas 70 an tahun, juga didera virus kepikunan. Mereka sering lupa mandi  mau pun berganti pakaian dalam kurun waktu yang cukup lama. Untuk itu, relawan secara rutin (biasanya seminggu) sekali menyambanginya. Di sinilah, Nana dan rekan- rekan lainnya beraksi.
Ritual yang dilakukan Nana mau pun relawan lainnya, meliputi manicure alias potong kuku, nyeboki bagi ortu asuh yang baru saja buang hajat, Â memandikan, mengganti pakaiannya dan menyuapinya (banyak yang lupa makan). Â Untuk mengeksekusi ritual tersebut, biasanya selain Nana, juga ada relawan Siti Rosidah, Ririn Riyani, Kartini Rikho , Surani juga Vee Ull.
" Tega ga tega, kami harus melakukannya. Sebab, ga mungkin membiarkan tubuh mereka bau berhari- hari. Kami kan berbagi dengan hati, jadi perasaan jijik melihat kondisi mereka, harus dibuang jauh- jauh," ungkap Nana , Kamis (18/6) sore.