Mohon tunggu...
Bamby Cahyadi
Bamby Cahyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Profesional Food and Beverages Business

Adalah penulis cerpen dan profesional di dunia restoran. Pernah bekerja di pelbagai industri restoran berskala nasional dan multinasional

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kisah Mendebarkan: Menuju Wisma Atlet Kemayoran

7 April 2021   17:12 Diperbarui: 9 April 2021   05:15 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 14.30 rupanya jumlah orang yang akan ke Wisma Atlet mulai membanjiri ruang tunggu khusus ini, semula orang yang kuhitung ada 15 orang bertambah menjadi 15 orang lagi, sehingga totalnya 30 orang. Aku sempat berpikir, ternyata begitu banyak orang yang terpapar. Ini hanya di 1 puskesmas kecamatan di Jakarta dalam 1 hari. 

Jadwal keberangkatan ke Wisma Atlet molor sangat lama, meski di depan puskesmas telah menunggu 1 unit ambulans berkapasitas penumpang duduk 10 orang dan 1 bus sekolah dengan kapasitas kurang lebih 25 orang. 

Angka ini kutahu setelah aku berada di dalam bus, dan bertanya ke petugas kapasitas angkut ambulans.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Pukul 15.30 dua orang petugas dengan APD lengkap memasuki ruang tunggu. Lalu satu orang di antaranya melakukan presensi terhadap kami dengan memanggil nama kami. 

Saat petugas itu memanggil nama kami, kami diminta langsung menuju ke meja pemeriksaan. Petugas pemeriksa menanyakan kondisi atau perasaan apa yang kami rasakan saat ini, lalu mengukur saturasi oksigen, dan mengecek tekanan darah. 

Ya, ampun, tekanan darahku melonjak drastis! 140/100 hiks. Inilah yang sangat mengkhawatirkan, karena memang aku menderita hipertensi sejak lama.

Setelah semuanya dipanggil dan diperiksa, pada pukul 16.00 petugas laki-laki yang tadi melakukan presensi memanggil 10 orang untuk naik ke ambulans. Tentu saja secara otomatis, kami yang lain pun ikut bersiap. 

Melihat yang lain bersiap, petugas tersebut berseru, "Bapak dan Ibu yang lain tetap duduk dan menunggu di sini, 10 orang yang saya sebutkan tadi akan dibawa ke Hotel Kaisar di Jalan Duren Tiga Raya."

Tentu saja sebagian dari kami bertanya-tanya, "Lho, kenapa ke Hotel Kaisar?"

Petugas tersebut lantas menjelaskan, "Yang ke Hotel Kaisar adalah mereka yang tanpa gejala, alias OTG, Bapak dan Ibu sisanya ke Wisma Atlet karena bergejala!"

Barulah kami merasa lega dengan penjelasan itu. Ambulans pun meluncur ke Hotel Kaisar, dan kami, 20 orang tersisa mesti menunggu lagi hingga ambulans itu kembali lagi ke puskesmas Pancoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun