Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tiga Hal yang Memicu Ide Menulis

18 Mei 2021   21:01 Diperbarui: 19 Mei 2021   04:50 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ide menulis. Sumber: rawpixel via pxhere.com

Lama saya tak menulis di Kompasiana bukan karena kehabisan ide, mungkin kehabisan energi. Sebenarnya hampir tiada hari yang saya lewatkan tanpa "ketak-ketik" di laptop. Ide selalu mampir, eksekusinya sekarang boleh bermacam. Ada yang sekadar menjadi status Facebook, ada juga yang menjadi konten IG, dan ada pula yang menjadi materi pelatihan daring.

Soal ide menulis, saya punya pendapat sendiri. Benar bahwa ide itu adalah panglima. Ia menggerakkan sepasukan kata-kata menjadi tulisan yang bernas untuk "menyerang" pikiran pembacanya. Ide adalah benda yang abstrak maka ia sulit dicari atau tak mungkin dicari. Ia justru menghampiri sehingga terjadi pertemuan yang patut dirayakan, apakah itu pagi, siang, atau tengah malam.

Sebelum bersua ide, ada tiga pemicu yang harus disadari. Pemicu ini menstimulus pancaindra kita plus intuisi. Apakah tiga pemicu itu?

Sebentar. Bayangkan dulu sebuah dinamit yang ada sumbunya. Pemicu ledakan dinamit adalah api yang merambat di sumbu. Jadi, ada tiga jenis api yang dapat membakar sumbu ide kita. Sumbu itu adalah pancaindra dan intuisi.

Pemicu ide yang pertama adalah peristiwa. Setiap hari, bahkan setiap detik, menit, atau jam terjadi sebuah peristiwa, baik yang dekat dengan kehidupan kita maupun yang jauh. Kita mungkin terpicu oleh suatu peristiwa seperti yang terjadi di negeri ini atau di negeri Timur Tengah. 

Di negeri ini di antara kita mungkin sempat terpicu oleh peristiwa dibebastugaskannya 75 orang personel KPK. Di belahan dunia lain, kita mungkin terpicu oleh serangan membabi buta Israel ke Palestina. 

Peristiwa demi peristiwa terus mengalir dari yang remeh sampai yang serius. Satu ciri khas peristiwa bahwa ia tidak dapat kita prediksi sebelumnya. Ia terjadi sebagai takdir atau kehendak dari Yang Mahakuasa seperti juga sebuah peristiwa besar tahun 2020 yaitu merebaknya COVID-19.

Sumber: Ismagilov/Getty Images Pro
Sumber: Ismagilov/Getty Images Pro
Pemicu ide yang kedua adalah fenomena. Berbeda dengan peristiwa, fenomena terjadi secara berangsur-angsur yang juga kadang merupakan dampak dari suatu peristiwa. 

Fenomena kenormalan baru adalah dampak dari peristiwa pandemi COVID-19. Orang-orang kini bermasker ke mana-mana meskipun masih ada juga yang bebal. 

Penggunaan cairan pembersih tangan menjadi gaya hidup dan kebiasaan baru. Pembelajaran dan pertemuan-pertemuan secara daring juga menjadi fenomena buah dari pandemi COVID-19.

Fenomena dapat melahirkan prediksi-prediksi tentang apa yang terjadi pada masa depan kita kelak. Saat ini di bidang teknologi merebak fenomena kecerdasan buatan. 

Ada hal yang menggembirakan dengan kemampuan perangkat yang dibenamkan kecerdasan buatan pada jeroannya. Namun, di sisi lain kecerdasan buatan juga mengisyaratkan kengerian---apakah robot-robot pintar itu akan melakukan perlawanan kelak kepada manusia?

Pemicu ide yang ketiga atau terakhir adalah momentum. Pemicu ini terkait dengan suatu peringatan atau tonggak sebuah sejarah dimulai. Pada bulan Mei ini ada peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Buku Nasional. 

Keduanya dapat memicu ide menulis tentang pendidikan dan perbukuan. Lihatlah ide di Kompasiana yang kerap dilombakan pada umumnya berbasis momentum.

Kalau Anda sudah tahu tiga pemicu ide ini, Anda tentu tidak perlu takut kehabisan ide. Biarkan pancaindra Anda merespons ketiga hal tadi tentu juga dengan mengaktifkan pikiran dan perasaan Anda tentang suatu peristiwa, fenomena, dan momentum. 

Pertimbangkan bahwa ide Anda itu menarik dan perlu untuk ditulis. Kalau sedikit menarik dan sedikit perlu, temui saja ide yang lain.

Tunggu dulu! Jika api sebagai pemicu (peristiwa, fenomena, momentum), lalu apa yang memantik api itu? Paling gampang adalah membaca dan menonton. Maka dari itu, dengan luberan informasi di internet, gunakan semuanya sebagai pemantik. Aktifkan pancaindra Anda secara optimal untuk meledakkan ide di benak Anda.

Sembari menulis artikel ini, saya telah menghabiskan lima butir kue keju kastangel sisa lebaran. Enak banget. Lidah saya terstimulus, begitu pula penghidu yang menikmati aroma khas dan penglihatan saya yang merasa tertarik dengan susunan kue keju. 

Ada tiga baris kue sebanyak tiga tingkat. Satu baris berisi enam kue. Berarti ada 18 x 3 kue yang semuanya berjumlah 54 butir kue dalam satu stoples

Ide apa yang dapat saya temukan dari satu stoples kastangel ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun