Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Salah Paham tentang "Plagiarism Checker"

16 April 2018   22:19 Diperbarui: 17 April 2018   14:46 21204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: kartun karya Pirillo & Fitz dalam Grammarly)

Lucunya, banyak pihak pemegang otoritas kampus di bidang karya tulis percaya bahwa aplikasi itu secara otomatis adalah penanda plagiarisme sehingga jika melebihi dari persentase tertentu, itu adalah plagiat. Lalu, mengapa banyak karya tulis para akademisi yang persentase kemiripannya dengan sumber internet melebihi angka 50%?

Hal tersebut semata-mata karena akademisi kita terbiasa menulis bersandar pada banyak teori orang lain alias kutipan. Adapun pendapat sendiri atau pemikiran sendiri terkadang sedikit sekali dimunculkan. 

Soal ini juga menunjukkan kelemahan seseorang menuangkan pikiran ke dalam tulisan. Alhasil, tulisannya memang lebih banyak mirip di sana sini dengan karya orang lain. Namun, tindakan ini belum tentu plagiat, melainkan hanya masalah kuantitas orisinalitas berpendapat atau keberanian beropini.

Apa yang lazim saya temukan adalah ketika banyak penulis KTI (karya tulis ilmiah) memulai tulisan dengan langsung mengutip pendapat/teori orang lain. Bahkan, kemudian setiap paragraf dipenuhi dengan kutipan-kutipan. Hal seperti ini memang tidak etis dan "tidak sehat" dalam penulisan KTI. Masa tulisan baru itu adalah kumpulan kutipan?

Nah, peranti detektor plagiat ini dapat juga memberi pertimbangan tentang seberapa banyak seseorang mengutip dan seberapa banyak ia benar-benar menulis dengan pikiran, perasaan, dan kata-katanya sendiri.

Pengecek plagiat hanya untuk mengecek plagiarisme. Sejatinya peranti ini dapat juga digunakan untuk kepentingan lain. Ia juga berguna untuk mendeteksi kelemahan pada tulisan, seperti parafrasa yang buruk atau tidak tepat, kutipan yang hilang, atau tata bahasa yang tidak benar.

Para penulis bidang akademis dapat menggunakan aplikasi ini sebelum mengirimkan tulisan ke media sebagai pemberi peringatan. Dari sisi pengelola media seperti jurnal, peranti ini juga berguna untuk mengecek apa yang disebut autoplagiarism atau self-plagiarism yaitu publikasi yang diduplikasi oleh penulisnya sendiri.

Selain itu, peranti ini juga dapat mendeteksi penggunaan sumber tulisan pribadi yang melebihi ketentuan, dilakukan oleh penulisnya sendiri. Sebagai contoh LIPI membuat ketentuan para penulis hanya dapat menggunakan maksimal 30% karya tulisnya (terdahulu) sebagai sumber rujukan dalam suatu tulisan baru.

Pengecek plagiarisme mudah untuk dikelabuhi. Ini juga anggapan yang keliru karena betapa pun canggihnya para plagiator, kemampuan deteksi peranti juga makin mumpuni. Kecuali tentu jika Anda menggunakan peranti gratisan, biasanya tingkat akurasinya lemah atau basis datanya sangat terbatas.

Kecanggihan peranti terlihat dari apa yang dikembangkan oleh Turnitin ---sebuah perusahaan teknologi digital di bidang pendidikan yang berfokus pada peningkatan kemampuan siswa dan mahasiswa dalam tulis-menulis, terutama dalam mencegah plagiarisme.

Turnitin telah mengidentifikasi 10 spektrum plagiarisme yang dilakukan siswa/mahasiswa, yaitu Clone (penjiplakan penuh 100%); Ctrl+C (90% mirip); Find-Replace (mengganti kata kunci dan kalimat, tetapi secara keseluruhan masih sama); Remix (parafrasa menggunakan beberapa sumber, lalu digabungkan); Recycle (mengambil sebagian besar karya penulis lain tanpa rujukan); Hybrid (menggabungkan kutipan inti dengan sumber-sumber lain tanpa rujukan); Mashup(menggabungkan materi-materi kutipan dari berbagai sumber); 404 Error (mengutip dengan memasukkan sumber yang tidak akurat atau sebenarnya tidak ada); Agregator (rujukan kutipan tepat, tetapi isinya bukan merupakan karya asli); Re-tweet(rujukan kutipan tepat, tetapi penulisannya terlalu mirip dengan karya asli).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun