Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang HARI BIASA. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah Peringkat # 1 ========================================== Puji TUHAN atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fibonacci Puisi: Ketika Nikmat Tak Bisa Tobat

8 Januari 2022   05:30 Diperbarui: 8 Januari 2022   05:52 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Fibonacci Puisi: Ketika Nikmat Tak Bisa Tobat

betulkah, ketika nikmat tak bisa tobat
bertobat sangatlah berat
karena nikmat
menjerat

berbeda
ketika duka
sedang melanda dirinya
perasaan bertobat muncul seketika

sebab derita tak ingin mengulanginya
kesalahannya yang sama
berbuat dosa
yang sama

yang berat
ketika nikmat
tak bisa mudah bertobat
karena nikmatnya tak bisa ingat tobat

(ketika nikmat tak bisa tobat, 2022)

Puisi sederhana tentang keengganan perasaan  bertobat ketika hidupnya sedang dipenuhi kenikmatan. Berbeda halnya ketika sedang menderita, perasaan bertobat untuk tak mengulangi kesalahan, akan sangat mudah munculnya.
Semoga bermanfaat.

Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun