(cintamu dibukukan)
usai pembunuhan, cintamu dibukukan
dan engkau lupa tak segera liangkan jazad rindu kemarin
hanya merangkul arpa tak banyak bicara, karena setubuh lara
lelap berjumpa diketibaan sapa engkau alpa bahwa:
yang itu rampung dituliskan, yang ini kelar dilukiskan
pada rak-rak ruas belulangmu, buku-buku pun dibacakan
sebelum panorama mekar ditiupkan,
sesudah pembunuhan dibiasakan;
engkau pasti belum mendengar rintih-pedihnya dijilidkan
hingar-bingarnya napas-sengal disangkarkan
kedalam sebelas pintu hawamu
kedalam sembilan jendela adamu