(ketibaanmu di lupaku)
begitu tibatiba engkau begitu tibatiba
memantulkan suara tidak sebagai gema
sesudah lama kita tak melepaskan bicara
engkau kembali
dari keterakhiran pencarianku
nuju kekhawatiran penemuanmu
mengada
di lorong lorong luka nyata kita
meskipun
tebing tebing sejarah lama
tlah meruntuh nutupi sakitnya
meskipun
seringkali kita
mengulanginya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!