Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyuman Tersungging

2 November 2022   09:43 Diperbarui: 2 November 2022   09:44 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karya Rene Gruau  -Bersumber dari twitter El Eremita

BIbir tersungging, indah senyuman paling, itu kuingin. Saat angin tertangkap, hanya sekejap, silir semilir. Menuju akhir, itulah indah hilir, senyum berakhir..

Tatapan itu, tajam iris nyaliku, selimut kabut. Sekujur jiwa, memar menghilang nalar, jiwa pun gegar. Turuti emosimu, firasat buruk, jatuh terpuruk.

Berpura-pura, bukan sifat ksatria, patut dicela. Itu ternyata,,kita tak paham cinta, khayal belaka.

Urusan citra diri, sangatlah penting, terkadang genting. Kadang mendesak, terbang menghilang kering, semua genting. Tinggikan citra, namun hampa belaka, tiada guna. "Ajining dhiri, amung ana ing lathi, seneng ngapusi". Suka berbohong, hampir tidak tertolong, tetapi sombong.

Ada di tengah, ternyata amat susah, memihak sudah. "Medios esse non licet", mesti memihak, walau salah. Dikira berkah, tapi ternyata salah, makin bertingkah.

Bibir tersungging, tulus jadi terasing, berpusing-pusing. Menjadi penting, damba setiap insan, tidak berpaling. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun