Huruf dan taman punya reputasi. Khusus untuk mengindahkan taman, citra baiknya tergantung perawatan. Jika selalu "macak" akan mengundang kagum berdecak. Lingkungan pun terawat enak.
Kumpulan huruf pun begitu. Pernah di suatu waktu saat Pemilu dulu, slogan membanjir selalu. "Ma lima" diberi makna politik : "madhep mantep  milih Mega -Muzadi". Waktu itu pekalah dikatakan tidak kalah. Hanya kekurangan jumlah suara saja.
Reputasi bukanlah hasil berjudi. Adu nasib, memburu gengsi. Ingin menjadi gunung paling tinggi, atau lautan yang terluas. Dikira itu pilihan yang sangat pas.
Reputasi dijadikan cermin dalam mencintai. Cinta gunung, sungai, sinar rembulan, semilir angin, bunga-bungaan, dan rumpun bambu. Semua itu lahir dari niat baik untuk lebih mengindahkan kehidupan. Seperti keinginan setiap insan, Â yang rindu direngkuh oleh ketenangan.
Jika reputasi hadir di taman, maka nama baiknya akan berhembus ke tanaman dan yang menanam. Sepertinya, bunga kehidupan merupakan teman yang wajib disayang walau musim menuju kering kerontang.