Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Termangu di Bibir Senja

30 April 2022   18:32 Diperbarui: 30 April 2022   18:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Christian Coigny  -  Bersumber dari twitter Paouline

Di lorong kehidupan yang makin menua, masih mampu mendengarkan suara desah terengah. Saat pendakian ke tinggi gunung, terkesan tak berujung. Sensasinya mirip menuruni jurang, bersahabat dengan bebatuan runcing tajam.

Suatu saat nanti, semua akan semakin lemah menari. Menyanyi pun kehilangan gaya dan aksi.

Ada kalanya, kekosongan itu perlu. Meluruhkan hiruk pikuk, mengejar citra sibuk.

Termangu di bibir senja, mengobati hati yang baru saja terluka. Apalagi saat mempersiapkan hari raya.

Acara dicatat sebagai pengingat. Ada lega, banyak kecewa. Ternyata semakin ke sini ada saja kendala. Sudah mulai sulit untuk mengantisipasinya.

Rasanya lebih nyaman melangkahkan kaki ke awan. Terbayangkan, emosi melayang lebih ringan. Daripada menelusuri keberadaan yang semakin entah. 

Ah sudahlah. Pasti ada sisa gairah yang akan meringankan langkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun