Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pergi Tampak Punggung

28 April 2022   05:00 Diperbarui: 28 April 2022   05:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo karya Hiroshi Watanabe  -  Bersumber dari twitter Apostrophe

Datang dan pergi, itu sepasang. Terbit dan tenggelam, pun demikian. Mentari juga selalu begitu. Berputar dalam suasana ritmis yang tenang.

Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Ramah terbuka, tulus hatinya. Tiada udang di balik batu. Sembunyikan tangan, agar tak tahu 

Motif seseorang selalu tersembunyi. Tersimpan dalam, apa pun bisa terjadi. Hitam dikatakan putih. Putih dikatakan hitam. Di dalamnya tersimpan bara dendam.

Dendam kesumat, lupa bertindak terhormat. Ucapan kotor, mengalir digelontor. Tanpa harkat, tanpa martabat.

Hakikat hidup, berkisar pada cinta. Seperti kehidupan pohon, yang ikhlas saling bersandar. Terutama saat sedang luka bergesekan. Sesekali memang terdengar rintihan, karena sedang ditindih keperihan. Barusan luka berat sehabis ditebang orang. Dengan mengatasnamakan insan penyuka kebersihan.

Pergi tampak punggung, tinggalkan jejak baik, walau terselubung. Itu juga bagian dari citra yang agung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun