Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memburu Sinar Terang

27 April 2022   04:48 Diperbarui: 27 April 2022   04:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjalan menyongsong kekosongan, bertemu banyak rongga. Terdangkal hingga terdalam. Jika terhembus angin, nada tiupannya seperti sedang melantunkan lagu. Dalam nada riang dan sendu.

Rongga itu pasrah saat ditiup. Baik saat di beranda depan, atau di tepian pematang. Sering suaranya makin melandai ketika menyentuh pematang tenang.

Berhenti lama di situ. Suara menunjukkan  kota. Hiruk pikuk lalu mengarah ke sana.

Laron pun begitu. Berbondong menuju ke kota yang lebih benderang. Walau setelah terbang, sayapnya lalu patah, melata di tanah basah.

Kesementaraan memang lebih menyilaukan. Benderang menarik perhatian untuk hidup berjuang. Percaya ada garis tangan, siapa tahu menemukan pasir untuk dikepalkan.

Memburu sinar terang tidak mesti mampu membebaskan penghalang. Apalagi jika kita hanya sekedar bengong di batas senja dengan malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun