Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pohon Terakhir pun Tumbang

18 April 2022   16:17 Diperbarui: 18 April 2022   16:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam kemarin, pohon itu masih gagah berdiri. Bersama yang lain mereka mereguk kebebasan, menghutan di kota semi metropolitan.

Di siang, mereka memayungi. Saat malam tiba, merdu derit dahannya merdu seperti orkestra.

Terbayangkan, bahwa proses menuju kematian sangatlah senyap. Tahu-tahu pagi hari berikutnya, pohon-pohon bertumbangan dalam sekejap.

Kematian pohon, bukanlah tiba-tiba. Melalui rapat berdarah-darah. Lalu berujung dengan pemungutan suara. Demokrasi ternyata masih mungkin direkayasa.

Pohon demi pohon akhirnya tumbang. Dunia lalu diklaim semakin terang. Kemudian dikuti dengan panas menyengat. Walau terlambat, ada pula yang menyesal kenapa kok berbuat.

Kemarin, bisa jadi kita masih ditemani keangkuhan. Atau mungkin kerakusan. Atau jangan-jangan kedengkian. Trio penyakit hati itu piawai bekerja dalam senyap.

Pada hakikatnya, kita dilahirkan bukan untuk kepentingan diri sendiri saja. "Non nobis solum nati sumus". Begitulah kira-kira.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun