Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Berair Mata

18 Januari 2022   07:12 Diperbarui: 18 Januari 2022   07:17 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ocean Waves" Katsushika Hukusai  -  Literatura _rte

Di tengah laut, langit berair mata, hangat terasa. Sangatlah haru, paksa menyibak awan, agar tak hujan. Dia lah pawang, berbekal mantra, selamatkan acara.

Memindah kapan, geser lokasi, menuju ke lautan. Langit berair mata, terharu juga, kenapa bisa.

Ku ingin mampu, menyibak duka lara, dari mimpiku. Mengambang di lautan, berarak awan, kibaskan hujan.

Langit berair mata, melihat tingkah, amati "polah". Tersering lupa, makna yang esensial, manusiawi.

Insan dan hewan, bernafsu semuanya, memburu senang. Benci penderitaan, kasih slalu terbang, terkenang-kenang. Riang sekarang, tak mungkin jadi haru, di masa datang.

Langit berair mata, saksikan lupa, inti etika. Nafsu diumbar, agar makin terkenal, berkibar-kibar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun