Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meliuk-liuklah Selagi Bisa

17 Januari 2022   07:39 Diperbarui: 17 Januari 2022   07:40 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ewa Saj"  -  Literatura-rte

Hidup yang lentur, meliuk-liuk saja, selagi bisa. Anggap menari, beradaptasi, goyang gerakan bumi.

Tidak teratur, kadang diterpa angin, diguyur hujan. Angan pun basah kuyup, dingin mendekam.

Kini ku ingin debur, hidup monoton, sangat teratur. Hari yang rutin, dari pagi ke malam, nir perubahan.

Terkadang meliuklah, saat bergoyang, raga pun riang. Rimbun tersibak, daun menari kecak, terkesan rancak. Jari angan-angannya, kadang ke kiri, kadang ke kanan. Gelap dan terang, menyapa bergantian, ramah menawan.

Meliuk itu seni, tenteram hati, menepis sepi. Bunga tersenyum, lebar di kulum, ada kawan setia. Di alam bebas, gerak tarian massal, tiada batas.

Hidup yang lentur, meliuk-liuk saja, selagi bisa. Pasti berguna, seperti alam raya, ciptaan Maha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun