Ringkih adeging tresna, marang sliramu, kang ngaku-aku. Gagah pideksa, mrantasi karya, rumeksa ndonya.
Den kepenakna, sinartan mulya, sampurna raga jiwa. Aja kelu kang palsu, mung tiwas-tuwas, tur datan awas.
Ambahak jiwa raga, diesti-esti, sapadha-padha. Banjur sinebut mulya, lali sembarang, apes ing pikir.
Cinta bisa melemah, gegara sedang gairah. Jadi melupa, bahwa cinta bukanlah nafsu belaka.Â
Takdir memberi batas. Cinta tak mungkin semau-maunya. Di balik itu, ada tujuan mulia. Memanusiakan manusia. Seperti layaknya beradi busana.
Mana ada, semua mengatasnamakan cinta. Larangan ditendang, nafsu dilapangkan. Menembus jalan pintas buram.
Itu sudah menjadi silam. Kau dan aku kembali jadi orang asing. Tak bertatap mata, tak mau saling menyapa. Seperti barusan disambar petir, ternyata cinta mudah sekali berakhir.