Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Adil Makin Memencil

30 November 2021   19:49 Diperbarui: 30 November 2021   20:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gajah itu berperikemanusiaan. Ia bisa bermain bersama bocah. Berjabat tangan dengan belalai, asyik menyemai persaudaraan.

Bagi yang suka binatang, inilah sumbernya riang. Sama seperti menimang kucing, bermata terang, dikira juling.

Konon, perikemanusiaan itu mampu bertindak adil dan beradab. Padahal adil itu  bukan sama rata. Jika itu yang dijanjikan, pasti bohong semata.

Gajah tahu itu. Adil bagi manusia, tak mungkin dibagi rata. Seperti menimbang kebaikan dengan keburukan. Kesengsaraan dengan kegembiraan. Semuanya melenyap, menuju gelap. Saat benderang, masing-masing ternyata mendapatkan jatah berbeda-beda. Di bawah payung kemakmuran, adil adalah slogan.

Lihatlah, jika gajah berlaga dengan gajah. Pelanduk pasti mati di tengah-tengah. 

Perselisihan tingkat tinggi, banyak pihak yang berkalang tanah. Sisanya menyadari, bahwa adil itu sejujurnya  hanyalah rumusan indah yang terlalu mewah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun