Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Bukanlah Layang-Layang

24 November 2021   18:32 Diperbarui: 24 November 2021   18:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Bima" - dokpri besubroto

Bima sering jadi idola. Tapi ada saja yang sekedar mengidolakannya. Gagahnya, menjamin rasa aman di pelukan. Ketegasannya, mampu berkata tidak dengan nyaman.

Ternyata Bima masa kini bertambah lentur. Postur tubuhnya semakin subur.  Jika berjanji suka ngelantur.

Cinta jarak jauhku begitu. Katanya kangen, tapi hanya berangan-angan. Lebih banyak mencintai angkringan. Bergerak di antara lapar dan kenyang.

Aku menanti tak berkesudahan. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. 

Hujan rintik berdetik-detik, masih bermimpi sunyi.  Hati pun kuyup, ingin kering kembali. 

Di antara kegalauan hati, semakin jarang bertukar pesan. Paling hanya mengucapkan selamat malam. Sependek itu, jika tak bosan.

Bima itu mestinya tidak berahasia. Keadaan apa pun disampaikan dengan jiwa ksatria.

Dulu saya kagum dengan Bima. Tapi sekarang kok bosan juga. Mencari ksatria lain ternyata penting. Agar kepala tidak lagi pusing.

Dengan demikian aku tidak dibelenggu cemburu. Perih seperti teriris sembilu. Hari penantian yang berjarak, membuat jantung makin berdetak.

Aku ingin melihat pohon kuat. Walau di penghujan makin hilang sosoknya. Hanya lirih terpantul di dinding jiwa. Tapi masih tersisa asa.

Bima, sportiflah. Janganlah aku dijadikan layang-layang. Yang dibiarkan terbang tak dikendalikan. Setelah itu ditinggalkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun