Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Repih Sedih Luka Abadi

22 November 2021   08:06 Diperbarui: 22 November 2021   08:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Porselin" -  dokpri besubroto

Dari luar tampak tegar. Tapi hatinya lembut repih. Mudah riang, mudah sedih.

Seperti barang pecah belah. Jangankan dibanting. Tersentuh pun sudah mengaduh.

Awalnya retak rambut. Ingin dibelai lembut. Jika salah pegang, pecahan emosinya berserak ke mana-mana.

Sehabis pandemi, kepekaan menjadi-jadi. Lebih banyak gosong di hati. Gosong atau "burn out" memenuhi bumi. Bau sangit ke mana-mana. Senang dan sengit sedang berlaga.

Kegosongan itu memang nyata. Diam di rumah terlalu lama, lalu berhalu ria. Sedikit saja tidak sepaham, lalu mengumbar dendam. Orang paling pendiam pun dilawan.

Di saat musim gosong, terlalu banyak yang bengong. Mengkritisi segala hal, hingga ke lorong-lorong. Membuang sial, bertindak asal. Berperang di lingkar kontroversial.

Hati kita seperti porselin. Dipandang indah, remuk pun mudah. Bila direkatkan kembali, retaknya abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun