Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Belitung

3 November 2021   18:54 Diperbarui: 3 November 2021   19:16 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja temaram. Ombak tak terdengar. Matahari merah kehitaman. Ronanya tertelan.

Senja sedang direndahdirikan. Dikatakan tersesat, agar tak berharga lagi. Sungguh sakit, jika dibanding-bandingkan.

Siapakah yang merusak citra senja ? Jangan disalahkan. Ujung-ujungnya ia sedang mencari teman yang sedang kesepian.

Sejatinya senja itu mengendalikan. Jika kasar anginnya, besuk pagi mentari terkesan pedih. Biarkan ia dikendalikan oleh Yang Maha.

Tak guna generalisasi. Senja itu selamanya berarti.

Lebih susah mencintai semesta. Menerima, menghormati, dan mempercayai. Menyemangati, memberi pujian, dan saling pengertian.

Senja di Belitung. Menunggu mentari istirahat, penuh pengertian dan hormat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun