Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenyangkan Kenang

31 Oktober 2021   06:50 Diperbarui: 31 Oktober 2021   06:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Kuliner itu mengenang. Jika ke Malang sebisa-bisanya ke Kayutangan. Di Toko Oen itu itu ada kenangan kuliner yang mengenyangkan. Kalau ke Semarang juga begitu. Toko Oen menyimpan banyak kisah masa lalu. Sayang jika dibiarkan berlalu.

Minggu kemarin sempat ke Batu. Kuliner Batu, tak jauh dari susu. Merangkak di kedinginan Batu, ditemani ketan bubuk dan sambel tumpang. Walau hanya itu, sudah cukup mengaduk-aduk kenang.

Sayang, kemarin tidak sempat mampir ke Toko Oen. Ingin rasanya ke sana. Tapi karena suasana kota ramai sekali, oleh Mbah Gugel di lewatkan jalan tikus. Tahu-tahu sudah tembus di dekat mulut tol Bentoel.

Toko Oen eksis sejak tahun 1930an. Dalam jagad perkulineran, ia salah satu pemilik cita rasa tempo dulu.

Di halaman pertama buku menunya tertulis : "Di tengah untaian zamrud khatulistiwa, Toko Oen adalah satu-satunya alamat yang tepat untuk suasana dan cita rasa tempo doeloe". Berbahasa dua, Indonesia dan Belanda.

Jika sedang ramai, turis sepuh Belanda bersantai di situ. Mungkin hanya ditemani es krim saja. Tapi terlihat aura wajahnya cerah. Mereka sedang memanggil memorinya sendiri, atau kenangan terhadap masa lalu orang tuanya.

Ingin lebih lama? Tambahlah pesan bistik. Dua menu itulah yang paling laris dipesan.

Jika menginap di hotel Tugu, dahulu di situ dapat dijumpai pula "Und Corner". Kalau ke sini, mengenang masa lalu, ditemani roti dan pastry. Dinikmati di pinggir kolam, suasananya mengaduk rasa silam juga.

Jika senang seni arsitektur jadul, peninggalan bangunan kuna pun bisa dijadikan sumber inspirasi sambil kulineran. Malang dan Semarang masih banyak dijumpai artefak itu. Sayang bangunan kuna di pinggir jalan besar sudah banyak yang dijadikan kantor, bahkan restoran.

Jika mengunyah kenangan ke Solo,  "Kusumasari" dapat ditongkrongi. Menu kulinernya lain lagi. Bu Menggung (Ibu Tumenggung) pemilik restoran itu antara lain menyajikan Selat Solo. Bu Menggung adalah bunda Sardono W Kusuma, penari kondang yang banyak dikenang.

Jika ke Jogja, selain gudheg, kuliner "kemlanda-landa" dapat di temui di gang Sosrowijayan. Sayang, "Legian"di jalan Perwakilan ludes terbakar. Tinggal kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun