Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kobaran Dendam Padam

25 Oktober 2021   10:21 Diperbarui: 25 Oktober 2021   10:23 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semestinya terluka, teringat kamu, hindari nyaman. Harusnya dipernyaman, lha kok mendendam, tujuh turunan.

Tubuh ikut-ikutan, mata membuta, sampai kapan ? Tadinya kuat, kini melemah sangat, nunggu kiamat.

Lalu beda cerita, kau yang jahat, aku yang hebat. Tapi ini kan versi, bisa berbalik, jahat dan baik.

Akhirnya aku paham, jika pun dendam, haruslah padam. Hidup banyak pilihan, memburu benar, memanen onar.

Marilah kita sadar, belum terbakar, berasap benar. Jika mengalah, malah memanen berkah, yuk percayalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun