Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka Lama Tetaplah Luka

5 Oktober 2021   16:37 Diperbarui: 5 Oktober 2021   16:38 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam ingatan, cinta pertamaku tak hilang-hilang. Timbul tenggelam, tapi lebih banyak timbulnya.

Jika cinta itu saling menguatkan, kenapa dulu aku terkalahkan. Dengan sedikit kesalahan, dianggap dosa tujuh turunan.

Awalnya kuduga, cinta itu murni memberi dan menerima. Tetapi setelah banyak memberi, malah aku hanya menerima kenyataan. Banyak memberi, tapi sedikit menerima.

Itu pun aku bersyukur. Karena saya percaya mengalah itu sejatinya bukan kalah. "Wani ngalah, dhuwur wekasan". Katanya sih katanya, berani mengalah itu akan mendapat ganjaran setimpal. Ah sudahlah. Nasi telah menjadi bubur. Dilumat hancur.

Aku lantas menyingkir, walau aslinya tersingkir. Tersungkur, tapi tetap diminta bersyukur.

Kini aku sudah gagah. Namun kamu lebih gagah lagi.

Duka tetap tidak bisa mengobati luka. Kuduga sebentar saja, tapi ternyata mengabadi lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun