Sebelum pandemi, berlebaran adalah saat untuk bermobilirltas sosial vertikal. Bagi mereka yang sukses mencari rejeki di kota, inilah saat terbaik untuk pulang. Bertemu keluarga, sanak famili, serta lingkungan sosialnya dulu.
Kawan saya sewaktu kecil  kebanyakan bekerja di kota. Sebagian menjadi juragan "Bakso Solo" yang sukses. Sebagian di Pulau Jawa, sebagian lagi di luar Jawa. Jika sudah berkeluarga, anak isterinya tinggal di rumah. Anak-anak bersekolah di desa.
Bagi mereka, pulang mudik adalah kewajiban sebagai orang tua. Beberapa menyewa mobil. Alasannya, lebih praktis bila satu keluarga berkunjung dari alamat satu ke alamat lain.
Sudah menjadi pemandangan biasa, saat berhari raya, mobil berpenumpang penuh itu berjalan beriringan. Sedangkan yang tidak merantau, cukup bersepeda atau bersepeda motor atau berjalan kaki saja. Apabila ada acara halal bihalal keluarga besar, lebih ramai lagi. Parkiran penuh. Pedagang mainan anak-anak pun nongkrong penuh kesabaran.
Berlebaran sebelum pandemi memang penuh dengan kebahagiaan yang mengesankan. Apalagi jika masih punya orang tua  kakek nenek, famili, dan teman lama.
Kenangan yang dipetik saat lebaran sangat mengesankan. Melepas kekangenan, unjuk kesuksesan, dan riang bermobil bersama keluarga, membelah keindahan persawahan.Â