Berpantang atau bertarak itu pada dasarnya menantang. Apalagi yang ditantang panca indera. Perangkat perasaan manusia  yang dianugrahkan olehNya, sehingga manusia mampu melihat, mencium, merasakan, serta mendengar. Perangkat penting untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Menahan diri dari rasa lapar merupakan perjuangan yang tidak ringan. Jika penggunaan mulut dipuasakan, Â pasti akan lebih menghayati betapa mulut itu mempunyai peran penting dalam menentukan integritas seseorang.
Pada hakikatnya, tidak berbicara itu bicara. Hati yang berbicara tidak mengeluarkan suara. Cobalah nanti diamati, bila suatu saat sedang dimarahi tanpa suara. Lebih menghunjam tajam.
Saya tidak bisa membayangkan betapa sepinya dunia bila lingkup berpuasa termasuk puasa berbicara, puasa mendengar, dan melihat. Mungkin seperti suasana berpuasa pati geni, yang menambahi syarat untuk menghindari cahaya, dan tidur.
Berpuasa, pada dasarnya melawan godaan. Berbicara boleh-boleh saja tetapi tidak memfitnah, berbohong, dan masih saja menyebar kebencian.