Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengamuk Kok Dibanggakan

18 April 2021   13:25 Diperbarui: 18 April 2021   13:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sini, terlalu mudah untuk mengamuk. Masalah sepele, bisa jadi diselesaikan bertele-tele. Tempatnya pun di mana saja. Di jalan raya, rumah sakit, sekolah, lapangan sepak bola, dan lain-lain. Bahkan di warung pecel lele, baru-baru ini pembeli mengamuk gara-gara terlalu lama menunggu masakannya.

Dalam rangka mengatasi masalah, terdapat beberapa alternatif kemungkinan. Pertama, doing nothing alias tidak berbuat apa-apa. Kedua, overadaption yaitu mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. Ketiga, agitation bermaksud memperkeruh suasana hingga lupa masalah utama. Keempat, mengamuk atau violence, karena ini yang paling mudah dipraktikkan.

Di dalam kamus bahasa Belanda dan Inggris, mengamuk diistilahkan sebagai  amok maken atau run (go)  amok. Istilah amok hanya dikenal di Philiphina dan Indonesia saja. Entah kenapa.

Amuk dengan unjuk rasa itu bersaudara. Unjuk rasa lebih mudah dilakukan tinimbang unjuk karya. Karena terlalu asyik mengamuk dan berunjuk rasa, kita menjadi lupa bahwa kecerdasan itu sangat penting sebagai bekal berkarya demi waktu yang tersisa. Jika kompetensinya hanya mengamuk, akan semakin jauh jarak ketertinggalan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun