Mohon tunggu...
BAMBANG SRI HARTONO
BAMBANG SRI HARTONO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Pekalongan

Mahasiswa program S3 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan

16 Oktober 2020   10:58 Diperbarui: 27 Mei 2021   14:26 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan setelah mengalami musibah. | pexels

DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, 
DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN
(Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).

Oleh: Bambang Sri Hartono

Datan serik lamun Ketaman..Datan susah lamun Kelangan.. Falsafah jawa yang satu ini mengingatkan kita tentang bagaimana memahami kehidupan yang baik dan selalu tawakkal pada ketetapan Tuhan, arti dari Unen-unen ini adalah jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. 

Baca juga: Renungan Manusia

Dalam falsafah ini, tersirat sebuah makna bahwa manusia Jawa terikat dengan nilai-nilai ketuhanan atau determinisme teologis. Manusia yang percaya akan Tuhan, telah memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu musibah dan kehilangan adalah datangnya dari Tuhan, dan menjadi sebuah pelajaran bagi manusia untuk melakukan upaya perbaikan diri dengan melihat kelemahan dan kelebihan dan selalu melakukan introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Dengan adanya musibah dan kehilangan, menusia hendaknya jangan terlalu bersedih, karena semua sudah berjalan sesuai alurnya, tetapi manusia harus tetap tabah dalam menghadapi semuanya dan senantiasa berjuang untuk memperbaiki kehidupannya.

Baca juga: Renungan Setelah Ramadan

Jangan terlalu lama larut dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam karena musibah dan kehilangan, karena kita tidak pernah tahu apa yang benar-benar baik bagi kita. Kehilangan tidak selalu sebagai musibah, karena bisa menjadi jalan untuk memperoleh yang lebih baik, yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang lebih baik, hidup bukan yang kita inginkan (Want) tetapi yang kita butuhkan (Need). 

Kita harus yakin bahwa Tuhan tidak akan mengambil dari kita tanpa mengganti dengan yang lebih baik. Terlebih bila yang hilang itu harta atau orang yang kita cinta sekalipun, kehilangan itu adalah jalan terbaik Tuhan untuk memberikan ganti yang lebih baik bagi manusia. Setiap yang hidup pasti ada ujian, karena dengan begitu kita akan berlatih tentang ke ikhlasan dan kesabaran. 

Baca juga: Celengan Rindu: Renungan di Malam Takbir

Musibah dan kehilangan mengajarkan pada kita, bahwa sesungguhnya kita bukan pengatur tetapi yang diatur, bukan yang berkendak tetapi yang dihendaki. Percayalah bahwa apa yang terjadi sesungguh nya sudah Tuhan tetapkan, begitu juga tentang Rezeki, Jodoh dan Kematian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun