Apakah mungkin jumlah armada yang membengkak dari 140 (2013) ke 203 (2017) menjadi penyebab?, ini perlu dikaji lebih lanjut. Mengingat pembengkakan armada tidak diikuti dengan tambahan pegawai tetapi justru penurunan jumlah baik Pilot, maupun Cabin Crew.
Buffet atau A la Carte.
Ibaratnya jika kita punya restaurant dengan 140 kursi makan lalu ditingkatkan menjadi 200 kursi, apakah kita berharap akan tetap bisa untung dengan jumlah kasir tetap, dan dengan dengan jumlah pelayan tetap (apalagi kalau dikurangi). Betul pendapatan akan naik, tetapi kinerja pelayanan pasti menurun. Bagaimana dengan keuntungan?. Nanti dulu. Ini restaurant A La Carte (Premium) atau Buffet atau dua2nya. Kalau hanya Buffet dengan jumlah “cheff” dan pelayan yang sama mungkin pengaruh terhadap cost kecil. Tetapi pada restaurant A La Carte, “cheff” dan pelayan bisa jadi kedodoran untuk mejaga kinerja disemua lini. Kecepatan pelayanan menurun. Penggunaan Gas Elpiji tak ada yang bisa mengontrol lagi, terlalu sibuk atau letih. Akibatnya kompor Gas dijalankan terus menrus, padahal harga Elpiji naik. Walhasil restaurant rugi. Ya ini skenario gampangan. Tetapi kejadian mirip2 itu bukan tidak mungkin terjadi pada operasi pesawat terbang. Siapa dapat menjamin jika pilot load factor digenjot terus tidak ada akibat samping? Perlu dibuktikan dulu.
Antara Aspek Bisnis dan Operasi Pesawat
Dikatakan bahwa, triwulan pertama tahun 2017 diawali dengan kondisi peningkatan beban operasional sebesar 21,27% yoy yang merupakan dampak dari peningkatan harga bahan bakar sebesar 36,84% yoy, serta investasi terkait beban biaya pesawat (bahan bakar dan biaya rental pesawat) dari ekpansi bisnis di internasional. Peningkatan pendapatan sebesar 6,25% yoy belum mampu menutupi beban operasional yang ada sehingga rugi.
Tampaknya penunjukkan Pahala Nugraha Mansury sebagai eks Direktur Keuangan Bank Mandiri tepat untuk memilah milah mana bagian operasional pesawat untuk dioptimalisasikan (terkait dengan produk pesawat dan jasa airline) dan mana bagian bisnis as usual yang juga perlu dioptimumkan.
Pendapatan
Dilaporkan pendapatan pertahun naik terus. Itu bagus. Tetapi bukankah itu suatu keniscayaan karena dibarengi dengan jumlah armada yang naik terus dari 2013-2017. Kalau jumlah armada naik tetapi pendapatan tetap, nah itu akan menjadi masalah besar. Jangan sampai kita terburu buru berada pada kesimpulan lebih baik GI dengan armada kecil tetapi untung daripada dengan armada besar tetapi rugi.
Jumlah armada yang membesar bak raksasa tampaknya bukan suatu penghalang untuk menjadikan perusahaan untung. Kenyataannya American Airline termasuk yang teratas dari The 10 Most Profitable Airline of The Globe dengan jumlah armada 1556, th 2016 dan United Airline ranking 2 dengan jumlah armada 1330.