Mohon tunggu...
Sang Punggawa
Sang Punggawa Mohon Tunggu... lainnya -

Reporter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dirut PT KAI Tinjau Arus Mudik di Stasiun Pasar Senen, Tak Ditemukan Calo

25 Desember 2017   05:51 Diperbarui: 25 Desember 2017   06:11 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guna mengantisipasi arus mudik penumpang kereta api pada libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, Edi Sukmoro selaku Dirut PT. KAI (Persero) meninjau Stasiun Pasar Senen, Minggu (24/12/2017).

Sebagai bentuk keseriusan untuk memajukan perkereta apian, pelayanan yang semakin prima, sekaligus kepuasan pelanggan jasa kereta api, kendati hingga tengah malam namun Edi Sukmoro, didampingi Senior Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Edi Kuswoyo masih melakukan peninjauan, salah satunya di Satsiun KA Pasar Senen.

Kepada awak media (24/12), Edi mengatakan, minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi kereta api semakin tinggi. Lantaran dianggap lebih nyaman, pada umumnya masyarakat lebih memilih tumpangan jasa kereta api. Jadi tidaklah heran jika dibandingkan tahun lalu volume penumpang KA naik 4 hingga 5 persen. Terutama di stasiun Pasar Senen sebelumnya 17 ribu penumpang, namun pada tahun ini naik menjadi 22 ribu. Sementara di Stasiun Gambir volume kenaikan jumlah penumpang jauh lebih signifikan, katanya.

Untuk penjualan tiket KA tahun ini sudah habis, sementara 76 persen tiket balik sudah terjual. Dan mengingat animo jasa penumpang KA semakin tinggi sehingga PT KAI pada lebaran mendatang berencana mengajukan penambahan 440 unit KA untuk jarak jauh.

Mengingat ini merupakan jasa sehingga penumpang senantiasa diberikan kemudahan , kenyamanan seperti raja. Apalagi PT menciptakan program kenyamanan saat memasuki ruang stasiun kereta api diciptakan serba hijau.

Ketika disinggung disekitar rumor masih adanya calo dalam penjualan tiket kereta, Edi menegaskan, untuk hal ini kita mesti dapat membedakan mana itu calo, dan apa itu joki. Kalau calo lebih ke hal yang sifatnya melakukan pemalsuan berkas maupun mencetak identitas. Untuk memudahkan aksinya pelaku mengaku punya orang dalam. Dengan cara mengambil gambar si calon penumpang lalu seketika diprint. 

Nah sementara kalau joki sifatnya hanya membantu menawarkan jasa antrian atau dimintai tolong oleh para penumpang yang memang tidak mau antri hingga lebih memilih memberikan fee kepada para joki. Jadi jika dikatakan masih marak calo itu jelas tidak ada, tegasnya. 

Tingginya minat masyarakat menggunakan kereta api ini menjadikan tiket kereta api benda yang banyak dicari masyarakat. Tentu hal ini dimanfaatkan juga oleh oknum yang ingin mengeruk keuntungan dari antusiasme yang tinggi itu.

Menurutnya, tindakan tidak bertanggung jawab dari oknum itu terdeteksi petugas kereta api di Stasiun Pasar Senen, beberapa bulan lalu.

Ada petugas PT KAI berhasil mengagalkan upaya pemalsuan tiket boarding pass yang menimpa puluhan calon penumpang KA. Petugas curiga dengan KTP baru baru dengan alamat yang sama pula.

Tiket-tiket palsu itu tentu tidak akan terbaca dalam sistem barcode di pintu boarding pass. Meskipun dibuat semirip mungkin, "ujarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun