Mohon tunggu...
Bambang PakDe
Bambang PakDe Mohon Tunggu... Auditor - Seorang Bapak dari 2 Anak

Sekedar ungkapan hati saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politisasi Cinta

13 Desember 2018   09:12 Diperbarui: 13 Desember 2018   11:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini dukung Parpol merah, besoknya hitam besoknya lagi kuning, merah lagi. Hari ini cinta besoknya dusta, lusa bisa cinta lagi lalu dusta lagi, cinta dan dusta silih berganti. Jangan bingung ! itu semua hanyalah dinamika politik saja. Hanya dinamika? 

Ya.... hanya sebiah dinamika yang mau tak mau harus mau dijalani Parpol atau Politisi manapun. Pilihannya hanya harus terbiasa atau jadi binasa. Cinta dan dusta terpaksa dipolitisir demi tercapainya kepentingan organisasi (pribadi?).

Kisah cinta politik
Mari kita lihat beberapa kisah cinta politk.
Tahun 2000an Amin Rais memotori beberapa parpol untuk menaikkan Gus Dur ke kursi Presiden menghadang laju Megawati. Setelah dinaikkan, selang 1 tahun kemudian Amien Rais bersama poros tengah ganti menurunkan Gusdur, Megawati sebagai Wapres otomatis memegang kendali pemerintahan. Amien Rais kemudian bersaing dengan Megawati pada Pilpres tahun 2004.

SBY dan Jusuf Kalla diberhentikan sebagai menteri oleh Gus Dur, tapi kemudian diberi kepercayaan kembali oleh Megawati menjadi menteri. Tahun 2004 SBY - Jusuf Kalla malah menantang Megawati dalam Pilpres dan menang. Sah sah saja kan menantang mantan boss, gak perlu baper. :)
Tahun 2009 gantian Jusuf Kalla yang menyaingi SBY dan Megawati untuk maju sebagai Capres.... Weh... makin seru!

Prabowo mundur dari Golkar yang kala itu dipimpin Jusuf Kalla, kemudian pada tahun 2009 dipinang Megawati sebagai Cawapresnya untuk bersaing dengan Jusuf Kalla yang juga nyapres.
Sementara itu kita tahu bahwa kubu Megawati dan Soeharto (Prabowo) punya histori bagai minyak dan air, tapi demi kepentingan bersama mereka terpaksa ikhlas rukun, maka jadilah PDIP dan Gerindra berTTM alias teman tapi mesra.

Tahun 2014 Jokowi yang didukung Prabowo untuk menduduki kursi gubernur DKI malah menantang Prabowo di ajang Pilpres... nah bagaimana kelanjutan kisah cinta Gerindra -- PDIP?... You know laaah.
PKS, PAN,PPP yang tadinya rajin mengkritik Prabowo justru malah merapat ke Prabowo, diikuti Golkar dimana mantan ketumnya adalah Jusuf Kalla yang malah berada di kubu PDIP. Ribet nian mak...

KH Ma'aruf Amin sempat bersitegang dengan Ahok - PDIP lantaran kasus penistaan agama, sekarang? Baik baik saja tuh

Mbundet njundet. Fenomena Jeruk makan jeruk atau jeruk makan melon sangat biasa di dunia politik.
Itu manuver sekaliber Presiden dan Wapres, bagaimna dengan level dibawahnya ?

Fadli Zon dulu adalah orang yang sangat vokal membela Jokowi -- Ahok, tapi itu hanya tinggal sweet memory, malah kemudian berbalik menjadi kritikus papan atas bagi Jokowi.

Anies Baswedan pernah menjadi peserta kandidat Capres di konvensi Partai Demokrat, kemudian menyeberang ke kubu Jokowi dan diangkat sebagai menteri, kemudian diberhentikan.
Pada Pilgub DKI 2017 Anies didukung Gerindra dan berhasil mengalahkan kubu Jokowi - PDIP.

Ali Mochtar Ngabalin lantang mengkritisi Jokowi, mendadak kelantangannya berbalik arah memihak Mister Presiden. Gak papa deh... yang penting kan lantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun