Mohon tunggu...
bambang prastyo
bambang prastyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang keren

Orang Keren

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pencemaran Air Tanah di DKI Jakarta

1 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 1 Maret 2019   23:18 3085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan  data  Badan   Pusat   Statistik   (BPS)   tahun   2013, jumlah  penduduk  Indonesia  adalah  248,8  juta  jiwa. Tingginya aktivitas pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menuntut ketersediaan lahan terutama lahan permukiman sebagai tempat tinggal, namun ketersediaan lahan yang ada masih sangat terbatas. 

Pemusatan permukiman di wilayah tertentu dimungkinkan terjadi akibat terganggunya keseimbangan antara jumlah penduduk dan ketersediaan lahan yang kemudian    akan    membentuk    pola    penyebaran kepadatan penduduk tidak merata. Hal ini akan semakin parah apabila terjadi penambahan volume penduduk pendatang yang cukup besar. Akibatnya, akan terbentuk dan berkembang permukiman-permukiman yang kurang terencana baik dan tidak teratur.

Dengan adanya perkembangan permukiman-permukiman yang kurang terencana maka akan berdampak pada sistem pembuangan limbah rumah tangga seperti bungkus detergen, air bekas cucian, bungkus makanan dan lain sebagainya yang tidak terkoordinasi dengan baik.

Beberapa waktu ini, kondisi air tanah di Indonesia sedang mengalami penurunan akses terhadap air bersih. Kondisi alam yang semakin tua menjadi faktor yang mempengaruhi keadaan tanah. Gencarnya pembangunan di Kota dan tingginya tekanan zaman membuat manusia dengan segala rutinitasnya secara tidak langsung menyebabkan kualitas tanah semakin menurun bahkan akan mengarah pada pencemaran air tanah.

Salah satu jenis polutan tanah yang saat ini perlu diperhatikan adalah limbah domestik. Limbah domestik merupakan material yang sudah tidak dipakai dalam kegiatan rumah tangga baik berupa limbah cair, limbah padat maupun limbah gas.

Pembuangan limbah rumah tangga yang tidak terkoordinasi dengan baik akan menjadi penyebab terjadinya pencemaran air tanah. Pencemaran air tanah tentu memiliki dampak negatif seperti kesediaan air bersih yang menurun, penyebaran beberapa penyakit menular dan lingkungan di areal permukiman yang tercemar.

Jakarta telah menjadi salah satu kota yang memiliki permasalahan pencemaran air tanah. Menurut http://www.kelair.bppt.go.id menyatakan bahwa jumlah air buangan secara keseluruhan di DKI Jakarta diperkirakan sebesar  1.316.113  M3/hari  yakni  untuk  air  buangan domestik  1.038.205  M3/hari,  buangan  perkantoran  dan daerah komersial 448.933 M3/hari dan buangan industri 105.437  M3/hari.

Masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga di wilayah    DKI    Jakarta    lebih    diperburuk    lagi    akibat   berkembangnya  lokasi  pemukiman  di  daerah  penyangga  yang  ada  di  sekitar  Jakarta,  yang  mana  tanpa  dilengkapi  dengan fasilitas pengolahan air limbah, sehingga seluruh air limbah dibuang ke saluran umum dan akhirnya mengalir ke badan-badan sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun