Noko lalu menunjukkan kepadaku beberapa foto dari ponselnya, dan berkata: "Ini lho Mas fotonya, bening kan?"
"Ini kan Tari? Kalau ini, ya aku sudah kenal Bro!" jawabku.
"Sampean sudah kenal dia?"
"Lha iya dong! Baru seminggu yang lalu. Pas dia dateng ke rumahku..."
"Dateng ke rumah Sampean? Bener Mas?"
"Tari ke rumahku untuk nanyain Ente yang ngilang tempo hari itu!"
"Haaaa..haaaa....haaaa.....!"
***
Hubunganku dengan Tari tergolong mulus tanpa hambatan. Hanya dalam hitungan bulan saja, kami berdua sudah merasa klop satu sama lain. Sudah menemukan chemistry kami. Sudah saling mencintai. Bahkan siap terbang ke pelaminan.
Itu bisa terjadi, selain karena dukungan penuh Jhanoko, pada dasarnya kami berdua memang sudah sama-sama merindukannya.
"Mas Abim, pemberkatan nikah kita diadain di kampung halamanku saja ya?"