"Haah Ente kawin? Kawin dengan siapa dan di mana.....?"
"Pokoknya nanti, setelah aku pulang, akan kujelasin semuanya secara rinci dan lengkap kepada Sampean...." Janjinya.
"Terus terang, aku masih bingung, Bro! Banyak orang yang pada batalkan acaranya karena corona, kok bisa-bisanya Ente justru malah kawin."
"Justru saat ini adalah momentum emasku, Mas! Soal resepsi atau rame-ramenya, itu nanti-nanti saja. Yang penting sah dulu secara agama. Yang penting bisa bulan madu dulu seminggu, di hotel terdekat."
***
Aku perkirakan dukuh kecilku ini sebentar lagi akan lebih semarak ketimbang sebelumnya. Karena warung kopinya Jhanoko sebentar lagi pasti akan lebih ramai. Kenapa? Karena kepulangan kembali Jhanoko membawa 2 orang wanita muda yang cantik. Itu pasti akan menjadi "magnet kuat" bagi warung kopinya. Yang akan mampu menyedot kedatangan para pelanggan baru.
Wanita yang pertama bernama Surthi, dan yang kedua bernama Kanthi. Surthi adalah istri yang baru saja dikawininya. Sedang Kanthi adalah adik kandungnya Surthi.
"Eh ngomong-ngomong, si Kanthi itu sudah punya pacar, belum? Kalau belum, gimana kalau jadi pacarku saja? Gak cuma pacar, tapi akan kujadiin istriku. Ini beneran, Bro! Kira-kira gimana?" tanyaku spontan begitu saja.
"Aku sendiri no problem! Aku malah seneng Mas. Tapi sayangnya dia sudah punya pacar. Dan tahun depan rencananya mereka akan kawin."
Kemudian Jhanoko menawarkan dirinya untuk memperkenalkanku dengan seorang gadis. Namun syaratnya, kalau memang nanti saling tertarik, harus segera menikah. Karena dia memang sudah siap nikah secara genital, mental dan finansial.
"Dia gak kalah cantik dari Kanthi, Mas. Dan yang paling penting dia itu seiman dengan Sampean." Imbuh Noko meyakinkanku.