Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paduan Suara Cinta (2-Selesai)

22 Februari 2021   06:06 Diperbarui: 22 Februari 2021   06:19 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati pagi? Ya benar! Cantika Hapsari saat ini memang tengah mencecap pagi harinya. Pertama-tama, sebelum berurusan dengan siapa pun dan apa pun, ia terlebih dahulu menyapa Tuhannya. Ia melangitkan rasa syukur dan curhat kepada-Nya. Baginya, intimasi seperti itu  selalu mampu menerbitkan kenikmatan yang menenteramkan jiwanya.

Setelah itu, Tika baru menikmati teh panas buatannya sendiri. Lalu menghirup semilirnya angin pagi yang sejuk dan bersih di teras rumah kostnya. Sambil menikmati pula nyanyian ceria burung-burung yang berterbangan rendah dan hinggap di pepohonan. Manuver kawanan burung kecil tersebut, baginya amat menawan. Membangkitkan semangat dan optimismenya.  

Sayangnya, pagi ini, ketika mau melakukannya, ia tergoda oleh 2 buah chat masuk ke WA-nya. Keduanya dari nomor yang tak dikenalnya. Dan begitu membacanya, sontak hatinya seperti mau meledak oleh kebingungan dan kemarahan. Pasalnya, isi dari kedua chat tersebut sangat mengiris hatinya.

Yang pertama, isinya adalah ultimatum agar Tika secepatnya memutuskan hubungannya dengan Timo. Alasannya tak jelas. Namun kalau tidak dilakukan dalam waktu 3 X 24 jam dari sekarang, ia akan digugat. Bahkan keselamatan jiwanya akan sangat terancam.

"Aku adalah istri sahnya Timo. Aku juga adalah ibu kandung dari seorang anak laki-lakinya. Kau harus segera akhiri hubunganmu dengan Timo. Sebab aku sama sekali tak sudi dimadu! Cepat putusin! Kalau tidak, awas!" yang ini adalah isi chat yang kedua.

Maka dengan hati yang meradang, Tika langsung menelepon Timotius Narang.

"Tolong sekarang juga, Kak Tim datang ke sini. Ada yang kudu kita bicarain. Ini urgen dan krusial banget!" ucapnya dengan suara serak dan bergetar.

"Mendesak dan genting? Ada.....ada apa.... sayang?" tanya Timo gelagapan.

"Gak bisa dijelasin di telepon. Sudahlah, sekarang juga Kakak kudu ke sini!"

Begitu Timo tiba, segera saja terjadilah pembicaraan panas pada sepasang kekasih tersebut.

Tika sudah bagaikan api yang menyambar-nyambar. Namun tak ada yang sampai hangus terbakar, karena Timo tetap tenang sedingin bongkahan salju Antartika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun