Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gita Cinta Diva

22 Desember 2020   13:15 Diperbarui: 22 Desember 2020   13:32 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aksi yang dilakukan kaum milenial itu sungguh simpatik dan terpuji. Mereka telah berkomitmen mendedikasikan dirinya menjadi relawan. Selama penerapan PSBB di kotanya, mereka menolong belasan keluarga lansia. Mereka adalah kaum muda dari sebuah gereja. Dan Diva Anjani termasuk di dalamnya.  

Menjadi volunteer adalah pengalaman baru bagi Diva. Sebuah pengalaman yang sangat membahagiakannya. Bahkan lebih besar dan lebih bermakna, ketimbang semua kebahagiaannya sebelumnya. Dulu bahagianya karena menerima sesuatu. Kini bahagianya karena memberikan sesuatu.

Diva rela meluangkan waktu, tenaga serta perhatiannya untuk Pak Prawiro dan istrinya. Sebagian keperluan mereka, Divalah yang melayaninya. Beruntung, pasangan lansia 70-an tahun itu, sangat ramah kepadanya. Sehingga ia tambah bersemangat melakukan misi kemanusiaannya.

Namun sayang, kebahagiaan Diva itu hanya berlangsung pada minggu pertama pelayanannya saja. Pada minggu keduanya, hatinya meradang penuh kejengkelan. Akibatnya, beberapa hari ini wajahnya mengeruh. Dan gairah hidupnya meredup.

"Kak, tolong carikan aku lansia yang lain saja...." Pintanya  kepada Windy, koordinatornya.

"Lho, memang kenapa? Seminggu lalu kamu bilang, bahwa kamu sudah nyaman dan cocok membantu keluarga Pak Wiro. Tapi sekarang, tiba-tiba kamu minta ganti. Ada apa sih?"

"Tak perlu kujelasin secara rinci. Tapi yang jelas aku sudah tak sejahtera lagi, Kak."

"Tak sejahtera lagi? Karena apa?" Seniornya itu kian penasaran.

"Tak sejahtera, ya tak sejahtera saja. Lagian, ini gak penting buat Kakak......"

"Itu justru penting bagiku, Div! Aku harus tahu dulu, duduk persoalannya. Setelah itu, baru bisa pertimbangkan permintaanmu."

Terpaksa Diva menjelaskan, bahwa Pak Prawiro yang sudah berumur 71 tahun itu, kini mulai menyebalkan. Seminggu ini saja, priyayi sepuh itu telah tiga kali meneleponnya. Baginya, hal itu tidak lucu. Sangat mengganggu dan memuakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun