Pernikahan Satriya dengan Ratri, hampir 2 tahun lalu, pernah dianggap sebagai perkawinan yang sarat misteri. Bukan dalam arti magis atau pun mistis. Namun sebuah perkawinan yang complicated. Sehingga memantik banyak pertanyaan dan spekulasi. Ada yang logis, wajar dan positif, tapi ada juga yang cuma berupa cibiran dan olokan semata.
Sekarang, keputusan Satriya untuk menikahi Emma pun disebut mengejutkan. Tak sedikit komentar miring yang menerpanya. Beruntung hal itu tidak lama. Sebab akhirnya berubah menjadi kekaguman dan kebanggaan dari para temannya kepadanya. Segala prejudice dan ledekan, kini berubah menjadi dukungan yang melegakan.
Hati duda muda itu, kini berlumur rasa syukur. Sebab dua minggu lagi, Satriya dan bidadarinya akan menerima pemberkatan nikah di gerejanya. Pendeknya, kini Satriya sedang dipeluk dan memeluk kebahagiaan.
"Mumpung ada di sini, aku mau minta tolong sama eloe." Ujarnya pada Anton.
"Minta tolong apa Bang?"
"Pertama, aku minta agar eloe mau masuk dalam kepanitiaan pernikahanku. Kedua, tolong carikan aku 2 orang sopir dan 2 orang sarjana IT. Juga seorang juru masak. Aku perlu tenaga mereka."
"Pasang iklan saja di koran atau medsos, Bang!"
"Kalau itu mah gampang, tapi aku prioritaskan dulu untuk teman-teman kita di lingkungan sini yang belum bekerja. Siapa tahu mereka ada yang minat." Jelas Satriya.
"Oke Bang, akan segera gua terusin pada mereka! Tapi buat apa sih, kok Abang butuh tenaga kerja segala?"
"Ya untuk perusahaannya almarhum Ratri. Sekarang kan aku yang mengelolanya penuh? Kalau sopir, salah seorangnya untuk sopir pribadinya Emma. Tapi khusus yang ini, syaratnya kudu sopir cewek."
"Untuk yang sarjana IT, gua sudah punya seorang calonnya, Bang. Yaitu pacar gua sendiri," sambut Anton, "Gua kan pengin kawin juga Bang? Dia itu baru siap gua kawinin kalau sudah punya kerjaan..."