Demi panggilan misi suci kulabuhkan cinta dan usia di lekuk indah tubuhmu. Dua tujuh warsa sudah kumengerah keringat dan doa. Kuberkidung, kumewarta, kumengetuk pintu langit, kumerangkul jiwa-jiwa rapuh dan bimbing tunas-tunas cemerlang. Merindu birunya kasih surgawi dalam membangun komunitas putra-putri tebusan.
Semua terjelma di sehamparan mungil di atas punggungmu yang ayu. Ya di sinilah kutancap harap, iman serta kasih pada langit dan bumi. Jadi saat kau merekah menyinar gemilang, aku pun bersuka. Saat kau berlimpah sejahtera, aku pun mengecapnya. Saat kau bersimbah air mata, aku pun tersedu-sedan.
Kini kembali kau dibincang, dilirik dan dipertimbangkan. Elok wajahmu, wangi auramu, damai di sekujurmu bahkan mewahnya banyak permata yang terkandung di perutmu, mempesona para cendekia.
Jelitanya posisimu di pusat bumi. Merdekanya ribaanmu dari amuk alam dan gempa. Sejuknya toleransi dan guyubnya jalinan sosial yang terajut. Memikat raja 'tuk jadikan pura nagari.
Dikau memang elok dan seksi. Memang molek menjanji.
Bersyukurlah atas wacana mengerucut yang sebentar mewujud. Inilah kehormatan akbar dari Sang Pencipta Semesta. Inilah kepercayaan mega dari Penghulu Nagari. Yang akan terpahat dalam kesepakatan nasional.
Maka persoleklah parasmu! Rapatkan derap barisan ratusan ribu wargamu. Ikrarkan kesiapanmu menjadi kiblat Nuswantara Raya.
Menarilah Palangkarayaku! Dikaulah wajah masa depan Indonesia!
==000==
Bambang Suwarno-Palangkaraya, 02-05-2019