Di tanah ini, kulihat pribadi-pribadi besar, yang dianggap besar, yang dibesar-besarkan nanar terkapar. Berkelojotan dalam utopia akbar
Di lembah ini, ada kaisar-kaisar mimpi dibakar amarah, disengat dendam, diperdaya ramalan licik para sengkuni hingga menggelepar
Sayang, mereka dilingkari para pengingkar kebenaran yang mengular. Yang tebar ancaman macam-macam. Yang berlagak sahabat malaikat, tapi menjilat-jilat. Padahal tak lebih dari orang-orang keparat kualat menuju sekarat
Karena ambisi telah benamkan nurani paling hakiki. Â Karena mimpi meraja negeri, telah gelapkan sanubarinya. Tapi lupa mengukur diri. Memaksa diri yang justru merobek reputasi. Bahkan mecabik harga diri sendiri dengan cakar-cakar kepongahan dan kemunafikan
Akh, andai kalian dendangkan cinta, Â lantunkan kebersamaan dalam keberagaman. Â Â Â Â Â Â Â Andai kalian kidungkan kemesraan dalam kebhinekaan. Tentu jadi opsi seksi mendulang simpati.
Sekarang bagaimana bisa mengubur curiga? Bagaimana bisa melebur prasangka jadi cinta? Bagaimana bisa menari bersama dalam irama  persatuan?
Kecuali terbit pertobatan massal. Dipicu niatan suci setulus merpati. Diparipurnakan aksi patriotik bela negeri, demi keutuhan pertiwi
Maka apapun ujungnya, kita tetap bersaudara Apapun takdirnya, kita tetap Pancasila      Kita tetap Indonesia!
Itu usulku saudaraku! Mau?
     ==000==
Bambang Suwarno -- Palangkaraya, Â Â Â Â Â Â Â 21 Maret 2019