Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Syukuran Merah Padam

13 Januari 2019   23:45 Diperbarui: 13 Januari 2019   23:59 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau begitu dijatah saja Ayah! Kak Marta undang sepuluh orang teman kuliahnya. Dan aku juga sepuluh orang." Markus pun ajukan usulannya.

Rapat kecil itupun menelorkan beberapa butir keputusan. Tamu yang datang (plus anak-anak) diperkirakan sampai seratus lima puluh orang lebih. Hari dan tanggal pun sudah disepakati. Tempat acara di Balai Kelurahan yang berkapasitas 200 orang.  Guna memeriahkan acara, disetujui juga menyewa pemain orgen tunggal dengan dua orang penyanyi. Semua menu konsumsinya akan dimasak sendiri, dibantu para keponakan dan teman-teman Marta. Sedangkan dekorasinya diserahkan ke Markus dan kawan-kawan.

Begitu undangan disebarkan,  di lingkungan Darno mulai terjadi semacam "kebisingan sosial." Berbagai ujaran dari yang bersifat guyonan, rasa penasaran, sindiran, cemoohan, kecurigaan, spekulasi ngawur, kecemburuan, sampai ke ujaran fitnah pun sempat terlontar dari berbagai pihak. Lebih-lebih dengan memakai media sosial, maka kegaduhan itu semakin menjadi-jadi. 

Darno sendiri tidak begitu menyadari akan adanya kasak-kusuk yang berkembang sangat cepat di luaran. Apalagi Marta dan Markus. Mereka sangat sibuk dengan kuliah, pekerjaan dan dunianya sendiri. Tetapi istri Darnolah yang sangat tertohok hatinya dan mulai terpancing emosinya.

"Tapi mereka sudah sangat keterlaluan, Mas!"

"Kamu dengar sendiri atau dari orang lain?"

"Ada yang dari orang lain. Tapi juga ada yang kudengar dengan telingaku sendiri."

"Sudahlah biarin aja.......kalau capek kan berhenti sendiri......." redam Darno.

"Itu hanya ocehan tak penting dari orang-orang yang jeles yang tak punya kerjaan saja, Bu." Markus ikut meredakan gemuruh hati ibunya.

"Iya Bu, ......yang terpenting khafilah harus maju terus! Ngapain dengar gonggongan anjing-anjing itu?" timpal Marta sinis sekali.

"Betul itu, Bu!" sambut Darno sambil merangkul istrinya yang terpukul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun