Paras matahari pagi ini, sangat jelita dan cemerlang. Tetapi, masih kalah jauh dibanding kemolekan euforia yang memancar di setiap hati warga Dukuh Murungroso. Dari subuh tadi, Puguh bersama hampir seratusan orang warga, dengan penuh semangat telah bergotong-royong mendirikan sebuah panggung besar di lapangan sepakbola.
Mereka ramai-ramai mendirikan panggung, karena malam nanti akan diadakan pesta syukuran warga. Mereka mensyukuri terpilihnya dukuhnya sebagai yang paling rapi dan paling bersih se kecamatan. Mereka juga mensyukuri prestasi tim bola voli putra dan putri dalam turnamen terbuka antar desa. Tim putra  keluar sebagai juaranya. Sedang tim putrinya sebagai juara tiga. Prestasi itulah yang beberapa hari ini telah menerbitkan kebanggaan dan euforia yang menggelora di setiap dada warga.
"Saudara-saudara sekalian," ucap Puguh, "sehabis sarapan ini, kita teruskan lagi kerja kita. Setelah kelar, saudara-saudara boleh pulang. Tapi, khusus untuk panitia inti, mohon tetap tinggal di sini. Karena, kita akan rapat persiapan terakhir acara syukuran kita."
"Oke Bos, siaaaap!"
Rencananya, acara syukurannya terdiri dari: Hiburan Musik, Sambutan-sambutan, Penyerahan Apresiasi dan Ramah Tamah (pukul 18.00 -- 22.00). Lalu Pagelaran Wayang Kulit (pukul 22.00 -- selesai). Semua warga sepakat untuk menjadikan acara malam nanti sebagai yang meriah dan wah. Maklum, di sepanjang sejarah dukuh mereka, belum pernah warga mengadakan acara semegah itu.
Siapa pun yang sudah mengenal dukuh itu, pasti akan pangling dan takjub melihat perkembangannya yang sekarang. Sejak dua tahun ini, semua rumah di dukuh itu sudah berpagar. Meski dari kayu, tapi bentuk disain dan warna catnya seragam semuanya. Lalu yang paling menggembirakan adalah kehidupan para anak mudanya. Tiap sore di lapangan sepakbola, dan di halaman sekolah pasti ada kegiatan olahraga. Berbagai kursus ketrampilan juga dibuka. Sanggar tari dan kesenian lain sudah tersedia juga di dukuh Murungroso.
Sektor pertanian pun makin maju dengan penggunaan traktor tangan. Koperasi yang sekian tahun mati suri, sekarang hidup lagi. Setiap Selasa sore sampai malam dibuka juga Pasar Krempyeng. Di mana tersedia berbagai komoditi kebutuhan rutin warga. Pendeknya perekonomian warga mulai menggeliat. Bahkan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Yang lebih menyejukkan lagi, adalah kehidupan keagamaan warga yang marak, tapi penuh toleransi.
"Sekarang, siapa pun tak boleh lagi meremehkan dukuh kita!"
"Murungroso sudah sejajar dengan dukuh maju yang lainnya."
"Bahkan punya daya saing tinggi."