Bunga yang tumbuh di tebing hati
bernama bakung atawa lili. Manisnya kelopakmu,
eloknya merah gading warnamu, wanginya sekujur tubuhmu
Telah menggenggam rinduku
Sayang sekali posisimu di tebing, di ujung mimpi yang kerontang
Itu riskan sayang, itu rentan. Kemarilah ke pusat jiwaku!
Tapi bisakah memutar takdir yang telah terukir?
Oh, bakungku yang manis, rindukan lentik jemarimu menyatu
dalam kasarnya gemggamanku barang sebentar
Jika asa dan fakta telah  bersahabat, maukah kita merajutnya?
Aku mau, asal langit merestu! Jika tidak?
Biarlah mimpi tetap mengekal di jiwa.
Biarlah!
Palangkaraya, di pagi yang muram, 19-12-2018