Jakarta, 18 Februari 2020. Seringkali kita mendengarkan pernyataan bahwa musik jazz dinikmati oleh para pendengar yang cerdas. Atau dipersepsikan musik jazz ditunjukan hanya kepada kaum intelektual, eksekutif, atau "white-collar workers" saja. Bahkan beberapa orang menganggap dengan mendengarkan musik jazz akan menjadi lebih pintar.
Dalam upaya meningkatkan pencitraan seseorang atau personal branding, mereka acapkali berkeyakinan memasukan atribut "menyukai atau mendengarkan musik jazz" sebagai hobby yang sengaja dibangun asosiasi ini untuk menguatkan dirinya yang ingin dipersepsikan sebagai orang yang pintar, kaum elite atau berpendidikan. Bahasa kerennya: membangun ekuitas merek kepribadiannya.
Di Neuronesia, komunitas pencinta ilmu neurosains, beberapa anggotanya kebetulan banyak yang menyukai musik jenis ini.
Bahkan ada anggota yang memang berkarir sebagai pemusik jazz, yang juga mengajarkan (sosialisasi & edukasi) musik jazz baik secara formil di kampus-kampus atau informil di komunitas-komunitas musik. "Beben Jazz" pastinya banyak pembaca yang telah akrab dengan nama ini.
Mas Beben panggilan dekatnya, beliau sering mengisi di acara-acara kopdar kopi daratnya Neuronesia. Terutama pada acara-acara sepesial seperti kopdar memperingati HUT-nya komunitas ini, dan tentunya acara-acara seminar lainnya.
Rasanya memang asyik mendengarkan lantunan musiknya pada saat-saat break, seperti oase di tengah-tengah seriusnya menikmati seminar neurosains.
Lantas, apa benar musik jazz berpengaruh kepada otak kita yang mendengarkannya?
Seniman jazz Louis Armstrong pernah berkata, "Tidak pernah bermain dengan cara yang sama dua kali'. Meski pun improvisasi musik, saat menyusun bagian-bagian baru di tempat, tidak unik untuk jazz bila pernah dimainkan.
Hal itu mungkin merupakan elemen genre yang paling menentukan. Sementara solo jazz improvisasi bersifat spontan, ada aturannya, kata Martin Norgaard, profesor pendidikan musik.
"Dalam jazz, nada dan improvisasi tidak gratis", katanya. "Selalu terikat pada struktur akord yang menjadi dasar melodi."
Dengan kata lain, improvisasi adalah bentuk ekspresi kreatif yang sangat kompleks. Namun improvisasi jazz hebat seperti Charlie Parker, Miles Davis atau John Coltrane membuatnya menjadi tampak mudah dan menimbulkan kita bertanya-tanya; apa yang terjadi di dalam otak pemain jazz saat mereka secara bersamaan mengarang dan memainkan musik?