Mohon tunggu...
Nahla
Nahla Mohon Tunggu... Lainnya - Pamflet Lotim

Suara Hatimu😘😘😘

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Siswa Kerjakan PR di Sekolah via Gotong Royong

27 Oktober 2022   11:41 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:49 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa kelas 3 SMP Islam Mekar Sari Lombok Timur. Dokpri

Memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa memang cukup baik untuk pengayaan sebuah materi pelajaran. Dan diharapkan mampu menumbuhkan kedisiplinan siswa untuk meluangkan waktu sejenak di rumah, membuka buku pelajaran dan mengingat ingat penjelasan gurunya.

Masalahnya, siswa seringkali mengerutkan dahi dan terbebani untuk mengerjakan PR yang lebih banyak menyulitkan. Sebut saja misalnya pelajaran matematika dan bahasa Inggris yang kebanyakan siswa meminta bantuan ke orang tuan via mbah google. Sebab, orang tua rumah tangga sangat jarang bisa membantu anaknya mengerjakan PR yang terbilang asing untuk diselesaikan.

Andaikan siswa berupaya mengerjakannya, tapi malah terlelap dan mengalami kebuntuan di pikirannya. Alih-alih mencurahkan ingatan penjelasan gurunya di sekolah, memorinya sudah bercampur gaur dengan dunia hiburan.

Beda dengan mahasiswa, yang notabrne sudah berkembang daya intelektual dan konsentrasi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dosennya.

Tak tingkatkan nilai

Dalam tataran siswa, bahwa siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan PR tidak selalu mendapatkan nilai lebih baik. Menurut Robert, siswa yang banyak menghabiskan banyak waktu untuk PR biasanya disebabkan karena siswa "berjuang untuk memahami dan mengerti apa yang ditugaskan."

Jadi, PR tersebut bukan membuat siswa makin paham apa yang sudah dipelajari di kelas justru membuat siswa tidak paham dan mencurahkan lebih banyak waktu mengerjakan PR sehingga secara otomatis tidak berdampak langsung dalam meningkatkan nilai.

Hal ini sangat kentara ketika saya mengajar di Ponpes Al Amin Suela Lombok Timur, dimana saya membagi siswa menjadi dua kelompok untuk memahami kandungan Suroh Alaq sesuai tafsir Al-Lubab karya Profesor Quraih Shihab. Dua kelompok itu ada yang khusus mengerjakannya di rumah dan ada yang langsung memahami dengan sangat cepat.

Siswa yang saya suruh mengerjakannya di rumah justru tidak paham sama sekali apa yang akan dikerjakan. Justru tampak dari raut kebingungannya.

Sebenarnya, konsentrasi siswa itu terpusat di lokasi pendidikan atau sekolah. Artibya, akan lebih baik jika siswa mempelajari materi di kelas atau dikenal dengan tugas/pekerjaan sekolah (PS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun