Mohon tunggu...
Bambang Herutomo
Bambang Herutomo Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan dan mahasiswa S2 Teologi STT Jaffray Jakarta

Konsultan Pertambangan Batubara dan Mahasiswa S2 Teologi STT Jaffray Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gereja, Arti, dan Tujuan Menurut Alkitab

23 April 2019   21:09 Diperbarui: 30 Juni 2021   05:30 31315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Santa Theresia (Sumber: Kompas.com/Gabriella Wijaya)

Celakalah pendeta yang tidak hormat akan panggilan Allah, yang tidak berbicara atas nama Allah akan tetapi atas namanya sendiri!

Sakramen adalah alat yang dipakai Tuhan untuk meneguhkan kepercayaan. Perkataan Sakramen telah dipakai oleh jemaat sejak abad yang pertama untuk mengatakan kumpulan orang yang diperbolehkan hadir dan turut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus dan waktu Baptis kudus dilayani.

Perkataan sakramen atau misterion itu artinya: hal yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan dan dikuduskan.

Perkumpulan jemaat pada waktu dulu itu memang dirahasiankan juga dan hanya dapat dihadiri oleh mereka yang dapat ambil bagian saja.

4. Sikap anggota gereja harus: kepercayaan. Ini berarti kita tidak boleh hanya memperhitungkan faktor-faktor kemanusiaan saja pada gereja.

Akan tetapi kepercayaan senantiasa memegang teguh, bahwa gereja tidak hanya oleh karena faktor-faktor manusia, justru faktor yang terutama ialah perbuatan Allah.

Sikap kepercayaan adalah penting sekali dalam segala hal mengenai kegerejaan.

Bagaimana sikap kita terhadap ketentuan-ketentuan gereja, terhadap pejabat-pejabat gerejani dan selanjutnya, hal ini ditentukan oleh kepercayaan kita.

Baca juga: Menjadi Gereja yang Memeluk Papua

5. Pengertian Gereja yang Kelihatan dan Gereja yang tidak Kelihatan.

Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa arti sudut gereja yang kelihatan ialah gereja yang dapat saya indra berhubungan dengan tempat dan organisasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun