Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Buruh - abahnalintang

Memungsikan alat pikir lebih baik daripada menumpulkan cara berpikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lenyapnya Sawit Pedesaan

11 Desember 2020   14:45 Diperbarui: 11 Desember 2020   14:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat terperanjat karena hampir lupa pada satu kebiasaan yang sudah terbiasa dijalankan Ilham pun mengangakat badannya, dan mulai melangkahkan kaki untuk meninggalkan pesawahan itu. Karena harus menjalankan satu kebiasaannya, yaitu duduk manis satu jam di atas genting rumah yang pembangunannya masih belum beres. Selama satu jam di atas genting, Ilham selalu mengarahkan pandangannya kea rah barat tempat pegunuingan menjulang, mempesona seakan memberikan kesegaran pada pandangannya.

Sesampainya Ilham dirumah langsung bergegas kearah tangga dan menaiki tangga itu, lalu duduk di atas genting dengan penuh ketenangan. Dan Ilham pun merenung dalam ketermenungannya dengan sorot mata yang tajam. Namun tak bisa dalam perenungannya, Ilham teringat pada Gena yang sudah tiga silam lamanya terpisah karena tuntutan kebutuhan yang berbeda. Semakin dalam rasa ingat terasa dalam perenungan Ilham, seakan memaksa Ilham untuk menyudahi kebiasaannya duduk satu jam di atas genting, dan diganti dengan sebuah pencarian. Sesak terasa di dada Ilham, saat rasa ingat berubah jadi rasa rindu yang mendalam seolah menendang Ilham untuk bangkit dan melangkahkan kaki mencari kabar tentang dia.

Akhirnya dari rasa ingat yang berubah menjadi rasa rindu, Ilham pun mulai mencari kabar tentang dia melalui orang -- orang terdekatnya, namun Ilham tak mendapatkan kabar yang diangankannya. Panik menghantui Ilham karena masih juga belum mendapatkan berita tentang dia, tapi terus saja Ilham mencoba dan mencoba dengan bentuk berusaha. Diluar perkiraan Ilham yang sedang kalut karena rasa panik, tiba -- tiba Ilham mendapatkan alamat tempat Gena tinggal dari adiknya Gena yang bernama Gea.

Lewat si Gea ini, Ilham mendapatkan alamat tempat tinggal dia. Melalui tulisan tinta hitam, diatas sehelai kertas putih, Gea menulis; Bogor, Terminal Cilebut, Jalan Kayu Manis, SDN Kencana 2, Kebon Kalapa, Tanah Sereal.

Susullah dia, kak. . . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun